Putin Setuju Dengan PBB, Palang Merah Evakuasi Warga Sipil

Palang Merah bantu evakuasi warga sipil Mariupol
Palang Merah bantu evakuasi warga sipil Mariupol

New York | EGINDO.co – Presiden Rusia Vladimir Putin pada prinsipnya menyetujui keterlibatan PBB dan Komite Internasional untuk Palang Merah (ICRC) dalam evakuasi warga sipil dari pabrik baja yang terkepung di kota selatan Ukraina Mariupol, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa (Apr 26).

Selama pertemuan di Moskow, Putin dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres membahas situasi di pabrik baja besar Azovstal, di mana para pembela terakhir Ukraina Mariupol berjongkok setelah berbulan-bulan pengepungan dan pemboman Rusia.

“Diskusi lanjutan akan dilakukan dengan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan dan Kementerian Pertahanan Rusia,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan.

Sebelumnya pada hari Selasa, Putin mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan bahwa tidak ada operasi militer yang sedang berlangsung di Mariupol dan bahwa Kyiv harus “bertanggung jawab” atas orang-orang yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal.

Baca Juga :  Tarif Tol Cisumdawu Berlaku Hari Ini, Segini Besarannya

Ukraina pada hari Senin meminta PBB dan ICRC untuk terlibat dalam evakuasi warga sipil dari Azovstal. Guterres diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv pada Kamis.

Selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Guterres mengatakan dia telah mengusulkan “Kelompok Kontak Kemanusiaan” dari pejabat Rusia, Ukraina dan PBB “untuk mencari peluang untuk pembukaan koridor yang aman, dengan penghentian permusuhan lokal, dan untuk menjamin bahwa mereka benar-benar efektif”.

Moskow menggambarkan invasi 24 Februari ke Ukraina sebagai “operasi militer khusus” dan menyangkal menargetkan warga sipil. Ia menyalahkan Ukraina atas kegagalan berulang koridor kemanusiaan.

Pada 21 April, Rusia menyatakan kemenangan di Mariupol meskipun pasukan Ukraina yang tersisa bertahan di kompleks bawah tanah yang luas di bawah Azovstal.

Baca Juga :  Minyak Lanjutkan Penurunan Di Awal Perdagangan Asia

Rusia mengatakan pada hari Senin akan membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk meninggalkan pabrik baja, tetapi Ukraina mengatakan tidak ada kesepakatan seperti itu dan bahwa Rusia masih menyerangnya.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top