Purbaya Injeksi Likuiditas Rp200 Triliun untuk Menggerakkan Ekonomi yang Sempat Tersendat

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa

Jakarta|EGINDO.co Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap bahwa perekonomian nasional sempat berada dalam kondisi stagnan akibat hampir tidak adanya pertumbuhan uang beredar sebelum Agustus 2025. Ia menggambarkan situasi kala itu sebagai periode ketika likuiditas di pasar “sangat tipis,” hingga membuat ekonomi tampak seperti sengaja ditekan.

Dalam rapat bersama Komisi XI DPR di Senayan, Kamis (27/11/2025), Purbaya menuturkan bahwa sebelum pemerintah menyalurkan tambahan dana ke sistem perbankan, aktivitas ekonomi berada pada titik yang amat lesu.

Untuk memulihkan kondisi tersebut, pemerintah memindahkan Rp200 triliun dana negara dari Bank Indonesia ke perbankan pada September 2025. Langkah ini langsung mendongkrak pertumbuhan uang beredar hingga 13%, menurunkan suku bunga deposito dan kredit, serta memberi dorongan baru bagi dunia usaha.

Namun pada Oktober, laju uang beredar kembali menurun ke 7,8%, sehingga pemerintah menambah injeksi lanjutan sebesar Rp76 triliun. Efek kebijakan ini mulai terlihat dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen yang mencapai 121,2, mengakhiri tren pelemahan sejak April.

Meski likuiditas membaik, penyaluran kredit belum menunjukkan akselerasi. Pertumbuhan kredit turun dari 7,7% pada September menjadi 7,36% pada Oktober, dipengaruhi pelaku usaha yang masih menahan ekspansi. Penurunan suku bunga perbankan juga berjalan lambat meski BI telah memangkas suku bunga acuan secara agresif.

Bank Indonesia mencatat fasilitas kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) masih sangat besar, mencapai Rp2.450,7 triliun, meski kapasitas pembiayaan perbankan tetap kuat.

Purbaya optimistis dampak injeksi dana baru akan terasa dalam 2–3 bulan ke depan, sehingga pertumbuhan kredit diperkirakan mulai menguat pada Desember 2025. (Sn)

Scroll to Top