Oleh: Fadmin Malau
Selama sebulan berpuasa di Bulan Ramadhan, tidak melakukan makan dan minum pada siang hari atau tidak ada makanan diolah lambung pada siang hari cenderung kondisi lambung tenang, tidak bekerja ekstra. Lantas, ketika Hari Raya Idul Fitri hal itu tidak lagi dilakukan, terjadi perubahan pola makan dari berpuasa menjadi tidak berpuasa.
Bila perubahan itu terjadi ekstrim (draktis) maka lambung mengalami shock dan ini sangat berbahaya. Sebaiknya tidak terjadi perubahan draktis atau secara medis dibutuhkan masa transisi.
Masa transisi secara medis ini secara ajaran Agama Islam dianjurkan atau disunatkan puasa enam hari pada Bulan Syawal. Secara medis, masa transisi memakan waktu tiga hari hingga satu minggu agar sistem pencernaan yang sudah baik tetap terus baik.
Anjuran secara medis ini bisa diartikan setelah tiga hari tidak berpuasa maka ketika berlebaran melakukan puasa enam hari yang dilakukan tidak secara terus menerus akan tetapi selama enam hari di Bulan Syawal.
Hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya,”Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun,” (HR. Muslim).
Hadist Rasullullah ini bermakna manfaat puasa enam hari pada bulan Syawal pahalanya sama dengan pahala satu tahun. Disamping ternyata secara medis puasa enam pada bulan Syawal akan tetap menyehatkan tubuh yang sudah sehat karena berpuasa sebulan penuh bulan Ramadan.
Pahala puasa enam sama dengan puasa satu tahun sangat tepat, sebab ketika orang di sekeliling kita (Anda) makan dan minum tetapi kita (Anda) berpuasa maka tantangannya lebih berat. Bukan saja pahalanya besar tetap manfaatnya bagi kesehatan sangat baik karena menyempurnakan kesehatan telah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadan.
Puasa enam Bulan Syawal masa transisi menyempurnakan kesehatan karena sistem pencernaan sudah dalam kondisi baik sebab sudah dalam kondisi bekerja lebih lambat dari biasanya tidak langsung bekerja ekstra. Puasa enam akan menjaga kondisi lambung yang baru selesai berpuasa sehingga diperoleh kesempurnaan dari sistem pencernaan. Subhannallah.
Puasa enam Bulan Syawal tidak diwajibkan, hanya hukumnya sunnat tetapi ternyata hikmah yang terkandung di dalamnya sangat luar biasa.
Ketika Hari Raya Idul Fitri biasanya jumlah pasien meningkat diopname di rumah sakit karena banyak orang kondisi tubuhnya tidak stabil atau sakit. Kondisi kesehatan tidak stabil umumnya karena kesalahan pola makan. Pada Hari Raya Idul Fitri penyakit yang sering dikeluhkan banyak orang kambuhnya asam urat karena akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan jeroan, daging, santan, makanan berlemak yang membuat sakit pada sendi.
Pada Hari Raya Idul Fitri banyak orang meningkatkan kadar trigliserida atau kolesterol akibat terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis berasal dari kue kering dari bahan keju atau telur mengandung lemak. Begitu juga penderita penyakit diabetes kambuh penyakitnya akibat mengkonsumsi makanan dan minuman manis. Penyakit yang sering kambuh pada Hari Raya Idul Fitri diare yang disebabkan terlalu banyak makan makanan bersantan dan berlemak.
Berbagai penyakit ini muncul ketika Hari Raya Idul Fitri disebabkan pola makan dan jenis makanan dikonsumsi ketika berpuasa Bulan Ramadan berbeda dengan jenis makanan yang dikonsumsi ketika Hari Raya Idul Fitri. Makanan yang disajikan ketika Hari Raya Idul Fitri banyak mengandung sumber karbohidrat kompleks (nasi atau ketupat), lemak dan protein (opor, gulai) gula, minyak dan garam pada berbagai jenis kue-kue kering dengan rasa manis.
Akibat pola makan dan jenis makanan yang dimakan membuat kondisi tubuh menurun dan akhirnya sakit dan harus diopname di rumah sakit. Ternyata puasa enam hari Bulan Syawal sangat baik karena dapat menjaga kesehatan tubuh dan mendapat pahala sama dengan pahala berpuasa setahun penuh.
Hadist Nabi Muhammad SAW itu ternyata sejalan, selaras dengan anjuran medis bahwa setelah berpuasa sebulan penuh maka harus ada masa transisi agar tubuh tetap sehat. Artinya, berpuasa enam hari pada Bulan Syawal menghindari perilaku pola makan yang tidak seimbang.
Puasa enam akan menghindari kebiasaan makan berbagai kue kering yang tersaji cantik, menggairahkan selera tetapi kurang baik bagi kesehatan. Puasa enam hari pada Bulan Syawal akan tetap mengatur jadwal makan yang baik pada saat Hari Raya Idul Fitri.
***