PT Serayu Group Terus Bergerak dan Berbuat untuk Kemajuan Ekonomi Indonesia

Presdir Serayu Group Hasan Tjoe (Kiri) melakukan survey penanaman pohon di wilayah Cianjur Provinsi Jawa Barat
Presdir Serayu Group Hasan Tjoe (Kiri) melakukan survey penanaman pohon di wilayah Cianjur Provinsi Jawa Barat

Jakarta | EGINDO.com – PT Serayu Group terus bergerak dan berbuat untuk kemajuan ekonomi Indonesia khususnya dibidang pangan atau komonitas pertanian. Keseriusan itu dijalankan Serayu Group sejak tahun 2000 dengan menanam pohon hampir di 15 provinsi di Indonesia dengan metode tumpang sari.

“Program menanam pohon sebagai bentuk nyata dari PT Serayu Group dalam mengurangi emisi karbon dan efek rumah kaca serta sekaligus dilakukan tumpang sari dengan palawija untuk mengurangi jumlah impor pangan,” kata Presiden Direktur (Presdir) Serayu Group Hasan Tjoe kepada EGINDO.com.

Menanam Padi Gogo dengan konsep industri yang berbasis gabah satu solusi untuk percepatan meraih swasembada pangan sebagaimana program pemerintah yang ingin mewujudkan ketahanan pangan dari sektor beras disamping pola tanam tanaman padi yang dilakukan selama ini di Indonesia.

“Gagasan menanam Padi Gogo dengan konsep industri berbasis gabah telah kita mulai pada awal tahun 2025 sejalan dengan program pemerintah yang ingin mewujudkan ketahanan pangan nasional,” kata Hasan Tjoe menjelaskan.

Untuk itu Hasan Tjoe dengan Tim Serayu Group telah melakukan survey dan kunjungan ke berbagai lokasi di Indonesia untuk melakukan industry berbasis gabah guna meraih swasembada beras.

Pemerhati lingkungan hidup Indonesia, Suriono Adi Susanto (Kanan)

Sementara itu pemerhati lingkungan hidup Indonesia, Suriono Adi Susanto (SAS) mengapresiasi yang dilakukan PT Serayu Group selama ini ketika berkunjung ke wilayah Cianjur Provinsi Jawa Barat dimana Serayu Group melakukan penanaman pohon dengan konsep tumpang sari. Dimana dari menanam pohon itu salah satunya pohon Gaharu yang ada di wilayah Cianjur Provinsi Jawa Barat.

SAS menilai setelah melakukan kunjungan yang didampingi Ali Anto dari Serayu Group bahwa program menanam pohon dengan tumpang sari seperti pohon kayu Gaharu yang dijalankan Serayu Group sungguh luar biasa, karena selain menambah devisa negara juga pemberdayaan ekonomo masyarakat sekitar.

Menurut SAS sejak tahun 1995 PT Serayu Makmur Kayuindo telah berbuat banyak khususnya dalam menanam pohon. “Hal itu sangat erat kaitannya dengan hasil deklarasi Bali pada tahun 2022 lalu pada penyelenggaraan KTT G-20 yang salah satu paragrafnya adalah isu krisis pangan dan perubahan iklim,” kata SAS.

SAS juga menilai perhelatan KTT G-20 di Bali pada tahun 2022 yang dipinpin Presiden Indones ke-7 Joko Widodo sangat baik dan dinilai berhasil, bahkan dunia mengakuinya meskipun sangat sederhana.

Untuk itu SAS sangat mengapresasi program Serayu Group yang melakukan penanaman pohon karena manfaatnya sangat banyak dimana selain dapat mengurangi bencana alam juga dapat menyerap karbon dan mencegah terjadinya pemanasan global. “Serayu Group telah menjadi pioneer dan menjadi contoh dalam gerakan menanam pohon yang sudah dilakukan Serayu Group sejak tahun 2000 dan menjadi pendukung agar Indonesia menjadi paru paru dunia,” kata SAS menjelaskan.

Lebih lanjut SAS mengatakan dalam kurung waktu 30 tahun terakhir ini, Indonesia sering mengalami bencana alam seperti banjir bandang dan bukan saja Indonesia akan tetapi berbagai negara di dunia mengalami bencana alam. Hal itu kata SAS disebabkan karena telah berkurangnya hutan primer dan hutan sekunder di dunia ini. “Kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama masyarakat dunia karena hal tersebut menjadi pemicu terjadinya bencana alam,” kata SAS menegaskan.

Suriono Adi Susanto (SAS) menilai apa yang ada dalam program Serayu Group sudah sangat baik karena telah berbuat nyata dalam mengurangi emisi karbon dan efek rumah kaca. Hal tersebut telah dijalankan dengan baik. Hal yang sangat menggembirakan menurut SAS dimana dalam program menanam pohon juga dilakukan tumpang sari dengan tanaman palawija yang pasti akan mempercepat dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia. “Bila Indonesia telah memiliki ketahanan pangan yang tangguh pasti akan mengurangi jumlah impor pangan dan bila tercipta ketahanan pangan maka meningkat perekonmian masyarakat Indonesia,” kata SAS memastikan.@

Fd/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top