Jakarta | EGINDO.co – Kebijakan Pertamina untuk memperluas jangkauan Program Langit Biru (PLB) hingga Indonesia bagian timur dinilai positif.
Pakar ekonomi Universitas Cendrawasih Ferdinand Risamasu menilai melalui perluasan ini Pertamina membuktikan konsisten membangun kesadaran masyarakat, termasuk di berbagai wilayah yang dinilai tidak menarik dari sisi pemasaran.
“Jelas program ini merupakan kepedulian dan pengabdian Pertamina. Dalam hal ini, Pertamina tidak hanya fokus di Jawa dan Bali, tetapi juga ke hampir semua wilayah Indonesia, bahkan Indonesia bagian timur,” ujar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Padahal, lanjutnya, dari sisi bisnis, bisa jadi wilayah-wilayah tersebut tidak terlalu menguntungkan untuk Pertamina.
Program tersebut, menurut Ferdinand, tepat guna membangun kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi BBM ramah lingkungan.
Meski dari sisi pencemaran udara tidak separah kota-kota besar di Jawa dan Bali, kontribusi kolektif untuk menggunakan BBM ramah lingkungan, seperti Pertalite dan Pertamax, tetap memiliki dampak positif bagi kesehatan udara dan lingkungan.
“Pencemaran udara akibat kendaraan bermotor memang belum terlalu signifikan di wilayah timur. Meski begitu, menanamkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan BBM yang lebih bersih, tetaplah penting. Termasuk, dari sisi manfaat ekonomi jangka panjang,” katanya.
Pada 2021 Pertamina melanjutkan dan memperluas Program Langit Biru yang mana melalui program ini, memberikan harga khusus Pertalite untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Untuk wilayah di luar Jawa Bali, tercatat 21 kabupaten/kota yang memulai PLB pada Januari-April diantaranya Palembang, Medan, dan Pekanbaru. Sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, di antaranya Balikpapan, Kendari, Manado, Makassar, Ambon, Jayapura, dan Manokwari.
Ketua Komisi II DPRD Kaltim Edy Kurniawan juga mengapresiasi perluasan Program Langit Biru Pertamina termasuk perluasan hingga Samarinda dan Balikpapan yang dimulai 14 Maret 2021.
“Dari sisi edukasi agar konsumen menggunakan, BBM yang lebih ramah lingkungan, tentu saja sangat positif. Apalagi untuk Balikpapan, misalnya, kontribusi kendaraan bermotor terhadap pencemaran udara adalah terbesar di Kaltim dan nomor dua di Kalimantan setelah Banjarmasin,” katanya.
Edy menambahkan dengan memakai BBM yang lebih ramah lingkungan, maka gas buang yang dihasilkan juga lebih bersih. Apalagi, jumlah kendaraan bermotor di Kaltim juga cukup tinggi.
“Makanya, saya juga mengimbau seluruh warga, terutama Samarinda dan Balikpapan. Kalau semua cinta Kaltim, hendaknya turut berkontribusi meningkatkan kebersihan udara kita,” ujarnya.@Ant/Sn