Profesi Pekerjaan Ini Tidak Bisa Digantikan Kecerdasan Buatan

AI
AI Teknologi

Jakarta | EGINDO.com – Pemilik profesi atau para pekerja banyak yang khawatir, was was, cemas dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI) bisa menggantikan pekerjaan manusia. Namun, tidak semua pekerjaan atau profesi manusia yang bisa digantikan kecerdasan buatan (AI).

Mengutip unggahan Instagram @ditjen.dikti, McKinsey Global Company memprediksi sekitar 30% profesi berpotensi terotomatisasi oleh AI 2030 mendatang. Disamping itu Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pernah membeberkan data yang lebih mengerikan terkait dengan ancaman AI terhadap pekerjaan manusia ini. Kemenko Perekonomian memperkirakan akan ada 80 juta pekerjaan yang hilang oleh perkembangan teknologi digital secara global.

Dijelaskan ciri-ciri pekerjaan yang akan tergantikan oleh AI dimana disebutkan pekerjaan yang sifat rutin dan berulang. Namun, ternyata tidak semua profesi bisa digantikan oleh AI.

Baca Juga :  Korut Tuduh AS, Korsel Menerbangkan Pesawat Mata-Mata dan Kapal

Profesi atau pekerjaan iu adalah pekerjaan kreatif, bukan rutinitas. Seniman, desainer, penulis, merupakan profesi yang tidak akan bisa digantikan oleh AI. Pekerjaan itu bertahan karena Al memang tidak akan bisa meniru imajinasi, kreativitas dan emosi dari manusia.

Kini Al memang banyak dimanfaatkan untuk menciptakan desain, akan tetapi Al tidak memiliki kemampuan memahami konteks budaya, sosial dan emosional untuk menciptakan karya yang penuh makna.

Jenis profesi atau pekerjaan yang memiliki empati,tidak bisa digantikan AI sebab AI tidak memiliki perasaan. Profesi atau pekerjaan bidang kesehatan seperti dokter, perawat, psikolog dan paramedis tidak bisa digantikan AI. Pekerjaan yang membutuhkan empati yang tinggi, memiliki kemampuan berkomunikasi dan pengambilan keputusan yang kompleks tidak bisa digantikan AI.

Baca Juga :  WhatsApp Fitur Pembayaran Dalam Chat Bisnis Di Singapura

Profesi atau pekerjaan di dunia pendidikan sepertti guru, dosen, tidak bisa tergantikan oleh AI. Sebagai pendidik, mereka tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga memotivasi dan membangun karakter murid.

Disebabkan AI tidak memiliki empati maka profesi sebagai seorang pemimpin baik itu pemimpin perusahaan, pemimpin negara, lembaga, tidak bisa digantikan AI sebab dalam mengambil keputusan harus arif bijaksana dan adil.@

Bs/fd/timEGINDO.com

 

Bagikan :
Scroll to Top