Produsen Ban Goodyear Menutup Pabrik Di Malaysia

Goodyear - Malaysia
Goodyear - Malaysia

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Goodyear Tire & Rubber Co, salah satu pembuat ban terbesar di dunia, berencana menutup pabriknya di Malaysia pada 30 Juni – sebuah keputusan yang diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 500 karyawannya, kata perusahaan tersebut dan badan promosi investasi Malaysia.

Goodyear mengatakan keputusan untuk menutup pabrik di distrik Shah Alam di negara bagian Selangor – yang dibuka pada tahun 1972 – merupakan bagian dari program restrukturisasi perusahaan Goodyear Forward, yang bertujuan untuk menghasilkan pengurangan biaya sebesar $1 miliar pada tahun 2025.

“Keputusan ini tidak diambil dengan mudah dan kami tetap berkomitmen untuk memperlakukan karyawan kami dengan hati-hati dan hormat,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. “Kami akan terus melayani pasar Malaysia dengan produk dan solusi industri terkemuka dari lokasi manufaktur lain di wilayah Goodyear.”

Baca Juga :  Barat Tidak Bisa Monopoli AI, Putin Tegaskan Ambisius Rusia

Goodyear menghadapi tuduhan pelanggaran ketenagakerjaan, termasuk upah yang tidak dibayar, lembur yang berlebihan, dan ancaman terhadap puluhan pekerja migran di pabrik Malaysia dalam beberapa tahun terakhir.

Perusahaan dan para pekerja mencapai kesepakatan penyelesaian pada tahun 2022, dengan masing-masing karyawan dibayar 50.000 ringgit hingga 200.000 ringgit ($10.660 hingga $42.644) tergantung pada masa kerja mereka, Reuters melaporkan.

Dalam pernyataan terpisah pada hari Jumat, Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA) mengatakan penutupan pabrik akan berdampak langsung pada sekitar 550 karyawan.

Pemerintah Malaysia dan Goodyear telah berupaya membangun kerangka dukungan untuk membantu para pekerja tersebut, termasuk program peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang keterampilan serta memfasilitasi penempatan kerja, kata MIDA.

Baca Juga :  Permintaan Chip AI Memaksa Huawei Perlambat Produksi Ponsel

Malaysia telah menghadapi tuduhan dari Kementerian Sumber Daya Manusia dan pihak berwenang di Amerika Serikat atas pelanggaran ketenagakerjaan di pabrik-pabriknya, yang bergantung pada jutaan pekerja migran untuk memproduksi segala sesuatu mulai dari minyak sawit hingga sarung tangan medis dan chip semikonduktor.

Pemerintah telah menetapkan target pada tahun 2030 untuk menghilangkan praktik kerja paksa.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top