Jakarta | EGINDO.com – Kesadaran konsumen akan lingkungan, permintaan akan kemasan makanan yang berkelanjutan meningkat. Berdasarkan penelitian kolaboratif NIQ dan McKinsey menemukan bahwa konsumen menunjukkan loyalitas yang lebih besar terhadap produk yang memiliki klaim keberlanjutan yang kuat. Menurut Laporan Keberlanjutan CPG 2023 NIQ, sebanyak 92% pembeli memprioritaskan keberlanjutan. Perusahaan seluruh industri makanan mencari cara untuk meminimalkan jejak lingkungan, mengarah pada pergeseran dari bahan kemasan tradisional ke alternatif yang lebih berkelanjutan.
Asia Pulp and Paper (APP) Group, pemimpin global dalam industri kertas dan bubur kertas, telah menjadi yang terdepan dalam transformasi ini. Dengan komitmen terhadap keberlanjutan, APP Group menyediakan solusi kemasan kertas yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan industri makanan yang terus berkembang.
Kemasan berkelanjutan tidak lagi menjadi tren; ini telah menjadi komponen penting dalam pergerakan industri makanan dan minuman menuju praktik-praktik yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pada akhirnya, merek harus mengadopsi kemasan berkelanjutan untuk membuktikan bahwa operasi mereka tahan terhadap pengawasan konsumen. Konsumen semakin memprioritaskan kemasan yang dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat dibuat kompos. Ketika perusahaan menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan mengurangi jejak karbon mereka, mereka memberikan contoh untuk diikuti oleh industri lain.
Kemasan makanan tradisional, terutama terdiri dari plastik dan bahan yang tidak dapat didaur ulang, memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Sebagian besar kemasan makanan, terutama plastik, dirancang untuk sekali pakai dan sering kali berakhir di saluran air. Polusi plastik di lautan telah dinyatakan sebagai krisis planet oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang mempengaruhi kehidupan akuatik dan ekosistem. Plastik berkontribusi terhadap polusi dan membutuhkan waktu berabad-abad untuk terurai, sehingga menyebabkan kerusakan jangka panjang pada ekosistem. Kemasan yang berkelanjutan, seperti bahan berbasis kertas, menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan yang mengurangi dampak lingkungan.
Pemerintah dan badan pengatur di seluruh dunia bergerak dalam isu ini, dan perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) serta peritel secara proaktif membuat komitmen yang berani untuk meningkatkan keberlanjutan pengemasan mereka dan memikirkan kembali sistem pengemasan mereka secara mendasar. Beban terhadap lingkungan akibat meluasnya penggunaan wadah kemasan sekali pakai telah menimbulkan tantangan terkait tingkat daur ulang dan daur ulang. Misalnya, di Amerika Serikat, pengelolaan sampah memiliki tingkat kebocoran yang relatif rendah, tetapi tingkat daur ulang untuk kemasan dan plastik layanan makanan sekitar 28 persen. Peraturan itu bertujuan mengurangi limbah plastik, mendorong daur ulang, dan meminimalkan jejak karbon dari bahan kemasan. Kepatuhan terhadap standar menjadi penting bagi perusahaan makanan untuk mempertahankan posisi pasar mereka dan menghindari penalti.
Konsumen saat ini lebih sadar lingkungan daripada sebelumnya. Mereka lebih memilih produk dengan kemasan yang ramah lingkungan, sehingga mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Kemasan ramah lingkungan tidak hanya meningkatkan citra merek tetapi juga memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat akan produk yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Penelitian Deloitte Consulting menyoroti tiga faktor utama yang mendorong pergeseran pola konsumsi: kepercayaan sebagai pendorong perilaku, keberlanjutan yang mendorong kepercayaan (terutama di kalangan generasi muda), dan meningkatnya daya beli demografi yang lebih muda.
Upaya keberlanjutan APP Group mencakup penggunaan 59% bahan bakar terbarukan dari total konsumsi energi dan mendaur ulang atau menggunakan kembali 39% limbah pada tahun 2022. Dengan secara aktif mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan. Untuk memastikan sumber bahan baku yang berkelanjutan, APP Group menerapkan praktik kehutanan yang bertanggungjawab, meminimalkan dampak terhadap hutan alam, dan mendorong penggunaan sumber daya terbarukan. Sebanyak 100% hutan tanaman dikelola secara berkelanjutan melalui Proses SERA, dan 91% bahan baku kami berasal dari pemasok lokal.
APP Group mematuhi berbagai sertifikasi dan standar lingkungan. Selain itu, 100 persen pemasok kayu pulp APP Group telah tersertifikasi di bawah skema Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) dan PHPL – VLK (SVLK, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Sertifikasi memvalidasi komitmen APP terhadap praktik-praktik berkelanjutan dan meyakinkan pelanggan akan keramahan lingkungan produk APP Group.@
Bs/fd/timEGINDO.com    Â