Pria Ditangkap Atas Dugaan Menyerang Pendeta Di Gereja The Holy Spirit

Gereja The Holy Spirit - Singapura
Gereja The Holy Spirit - Singapura

Singapura | EGINDO.co – Seorang pria berusia 22 tahun ditangkap pada Minggu (9 Februari) pagi setelah diduga mencoba menyerang seorang pendeta di Gereja The Holy Spirit di Upper Thomson Road.

Polisi mengatakan mereka menerima panggilan bantuan pada pukul 10.35 pagi setelah insiden tersebut, yang terjadi setelah misa saat pembubaran.

CNA dapat mengonfirmasi bahwa pendeta tersebut adalah Pastor Cary Chan, salah satu dari empat pendeta tetap paroki tersebut. Ia memberi tahu CNA melalui telepon bahwa ia telah dipukul oleh tersangka di luar gereja.

Para pelayan altar mengatakan insiden tersebut terjadi setelah misa pukul 9.30 pagi. Pastor Chan melanjutkan misa pukul 11.30 pagi, kata para pelayan.

Baca Juga :  Malaysia Ekspor Listrik 100MW Ke Singapura

Menurut penyelidikan awal, pria Tionghoa Singapura tersebut adalah jemaat gereja yang rutin.

Ia langsung ditahan oleh petugas keamanan gereja sebelum diserahkan kepada petugas polisi yang datang. Tidak ditemukan senjata apa pun dalam kepemilikannya, dan pendeta tersebut tidak mengalami cedera apa pun.

Tersangka telah ditangkap karena mengganggu ketertiban umum dan akan dirujuk ke Institut Kesehatan Mental (IMH) untuk pemeriksaan lebih lanjut, kata polisi dalam sebuah pernyataan.

Pihak berwenang juga menghimbau masyarakat untuk menghindari spekulasi saat penyelidikan terus berlanjut.

Dalam sebuah pernyataan, Gereja Katolik di Singapura mengatakan bahwa pendeta itu “dipukul” oleh pria berusia 22 tahun itu.

“Pendeta itu telah ditangani oleh petugas medis, dan selain dari sedikit pembengkakan di wajahnya, dia aman dan sehat,” kata Kantor Komunikasi Uskup Agung.

Baca Juga :  442 Kasus Baru Covid-19 Di Singapura, Meninggal 6 Orang

Para pelayan altar mengatakan kepada CNA bahwa Pastor Chan tampak “normal” selama misa berikutnya dan tidak menyebutkan kejadian itu kepada umat paroki.

Seorang jemaat gereja, yang menyebut namanya sebagai Tn. Lee, mengatakan bahwa dia tiba sekitar pukul 11.20 pagi untuk misa pukul 11.30 pagi dan melihat sekitar lima hingga enam petugas polisi. Dia menggambarkan Pastor Chan sebagai seseorang yang dikenal “sangat tenang” dan berperilaku seperti “semuanya normal” selama misa berikutnya.

Insiden ini terjadi hanya beberapa bulan setelah serangan terpisah yang lebih brutal di Gereja St. Joseph di Upper Bukit Timah, tempat seorang pendeta ditikam saat sedang beribadah.

Pada 9 November 2024, Basnayake Keith Spencer, warga negara Singapura berusia 37 tahun, diduga menggunakan pisau lipat untuk menusuk mulut Pastor Christopher Lee. Serangan yang terjadi saat komuni di misa anak-anak itu membuat Pastor Lee harus dioperasi, meskipun ia kemudian diperbolehkan pulang.

Baca Juga :  Taiwan Tutup Kegiatan Saat Topan Kong-Rey Menerjang Pantai Timur

Penyelidikan awal menunjukkan bahwa Spencer bertindak sendiri, dan polisi tidak menduga bahwa serangan itu bermotif agama atau tindakan terorisme.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top