Jacksonville | EGINDO.co – Seorang pria bersenjata yang didorong oleh kebencian rasial menembak dan membunuh tiga orang kulit hitam di Jacksonville, Florida pada Sabtu (26 Agustus) sebelum menembak dirinya sendiri secara fatal, kata pihak berwenang.
Penembaknya, seorang pria kulit putih berusia awal 20-an, mengenakan rompi taktis dan dipersenjatai dengan senapan gaya AR dan pistol ketika dia mulai menembak di dalam toko diskon Dollar General, kata Sheriff TK Waters.
“Dia menargetkan sekelompok orang tertentu dan itu adalah orang kulit hitam. Itu yang dia katakan ingin dia bunuh. Dan itu sangat jelas,” kata sheriff seraya menambahkan ada dua korban laki-laki dan satu korban perempuan.
Manifesto yang ditemukan oleh keluarga pelaku penembakan sesaat sebelum serangan itu “merinci ideologi kebencian yang menjijikkan dari pelaku penembakan”, kata Waters pada konferensi pers.
FBI akan menyelidiki penembakan itu sebagai kejahatan rasial, kata Sherri Onks, agen khusus biro tersebut untuk Jacksonville.
Penembakan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian kekerasan senjata akhir pekan ini di Amerika Serikat, menyusul ledakan mematikan di Boston, Chicago dan Oklahoma.
Associated Press melaporkan bahwa penembak meninggalkan tulisan yang membuat penyelidik percaya bahwa dia melakukan penembakan karena itu adalah peringatan lima tahun ketika pria bersenjata lainnya melepaskan tembakan selama turnamen video game di Jacksonville, menewaskan dua orang sebelum menembak dirinya sendiri secara fatal.
Penembakan itu terjadi sebelum jam 2 siang di dekat Universitas Edward Waters, sebuah universitas kecil yang dulunya merupakan universitas kulit hitam.
Mahasiswa Universitas Edward Waters ditahan di asrama mereka, kata pihak sekolah dalam sebuah pernyataan. Tidak ada siswa atau dosen yang diyakini terlibat, kata sekolah tersebut.
Penny Jones mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia bekerja di toko tersebut hingga beberapa bulan yang lalu. Dia tinggal beberapa blok jauhnya di lingkungan yang didominasi kulit hitam.
“Saya hanya menunggu kabar tentang rekan kerja yang pernah bekerja dengan saya,” kata Jones. “Saya tidak tahu apakah aman untuk bergerak di lingkungan sekitar.”
Jones menambahkan bahwa dia “merasa canggung dan takut”.
“Saya tidak ingin keluar rumah. Saya berpikir, apakah saya ingin kembali ke toko? Apakah hal ini akan semakin sering terjadi? Saya tidak tahu apa penyebabnya. Saya bingung. Banyak perasaan berbeda yang terjadi saat ini,” ujarnya, Sabtu sore.
Sumber : CNA/SL