Jakarta|EGINDO.co Presiden Jokowi beserta rombongan menyaksikan Festival Tabot, Bengkulu, Rabu (19/7/2023). Bahkan, Presiden Jokowi menyempatkan diri membeli jajanan khas Bengkulu dan menyapa masyarakat.
Apa sih Festival Tabot itu? Simak sejarah Festival Tabot yang biasa digelar 1-10 Muharam. Dikutip dari beberapa sumber terpercaya, berikut rangkuman sejarah Festival Tabot Bengkulu.
Sejarah Festival Tabot Bengkulu
Di Bengkulu perayaan Tabot mulanya dibawa dan dikembangkan oleh orang-orang India asal Siphoy. Mereka datang bersama datangnya tentara Inggris ke Bengkulu tahun 1685.
Mereka datang ke Bengkulu dari Madras-Benggali India bagian selatan bersama-sama bangsa Inggris semasa pendudukannya di Bengkulu. Salah satu pendatang tersebut adalah Ulama Syiah bernama Syeh Burhanuddin.
Kemudian, ulama tersebut dikenal dengan nama Imam Senggolo. Imam Senggolo kemudian memperkenalkan upacara Tabot kepada masyarakat Bengkulu.
Acara Tabot dilakukan di sekitaran Benteng Marlborough. Upacara ini selanjutnya diwariskan kepada anak cucu keturunannya.
Upacara tradisional yang dinamakan dengan ‘Tabot’ dan sering juga diucapkan dengan nama ‘Tabut’. Di lain daerah yaitu Sumatera Barat dikenal dengan nama ‘Tabui’ adalah merupakan upacara berkabung Kaum Syi’ah.
Upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota Bengkulu. Hingga akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu.
Baik dari kalangan kaum Sipai maupun oleh seluruh masyarakat Melayu Bengkulu. Dengan demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara Tradisional dari suku Melayu Bengkulu.
Nama ‘Tabut’ berasal dari bahasa Arab yaitu Tabut, yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau Peti. Konon menurut kepercayaan kaum Bani Israil, bila Tabut muncul dan berada di tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan. Namun sebaliknya, bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta bagi mereka.
Di Bengkulu, Upacara Tabot merupakan upacara hari berkabung atas gugurnya Syaid Agung Husein Bin Ali Bin Abi Thalib. Ia adalah salah seorang cucu Nabi Muhammad SAW.
Inti dari upacara tersebut adalah mengenang usaha dan upaya para pemimpin Syi’ah. Dan, kaumnya yang berupaya mengumpulkan bagian-bagian dari jenazah Husein.
Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul kemudian diarak dan dimakamkan di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung selama 10 hari, yaitu dari tanggal 1-10 Muharram.
Adapun tahapan dari upacara Tabot tersebut mulai dari mengambil Tanah, Duduk Penja, Menjara, Meradai, Arak Penja, Arak Serban. Kemudian, Gam (masa tenang/berkabung) dan Arak Gedang serta Tabot Terbuang.
Sumber: rri.co.id/Sn