Presiden Filipina Rencana Bertemu Trump Bahas Kebijakan Imigrasi

Marcos Jr rencana bertemu Trump
Marcos Jr rencana bertemu Trump

Manila | EGINDO.co – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan pada hari Kamis (30 Januari) bahwa ia berencana untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk membahas berbagai isu termasuk imigrasi, dalam upaya untuk memengaruhi kebijakan yang menurutnya dapat berdampak pada sejumlah besar warga Filipina di Amerika Serikat.

“Kita akan melihat bagaimana kita dapat memengaruhi pembuatan kebijakan dalam hal imigrasi,” kata Marcos tanpa mengatakan kapan pertemuan itu akan berlangsung.

Berbicara kepada wartawan tentang berbagai topik, Marcos juga mengatakan bahwa ia akan mengembalikan sistem rudal Typhon ke Amerika Serikat jika China menghentikan apa yang ia katakan sebagai perilaku agresif dan koersif serta klaimnya atas wilayah di Laut China Selatan.

Baca Juga :  FBI Sita US$700 Juta Dari Pendiri FTX Sam Bankman-Fried

China telah menentang keras pengerahan sistem rudal AS untuk latihan di Filipina, sekutu pertahanan Washington, dan telah berulang kali menyerukan penarikannya.

“Saya tidak mengerti komentar tentang sistem rudal Typhon. Kami tidak membuat komentar apa pun tentang sistem rudal mereka dan sistem rudal mereka seribu kali lebih kuat daripada yang kami miliki,” kata Marcos.

“Mari kita buat kesepakatan dengan China: berhenti mengklaim wilayah kami, berhenti melecehkan nelayan kami dan biarkan mereka hidup, berhenti menabrak perahu kami, berhenti menyemprotkan meriam air ke rakyat kami, berhenti menembakkan laser ke kami dan hentikan perilaku agresif dan koersif Anda dan saya akan mengembalikan rudal Typhon,” katanya.

Baca Juga :  Trump: Microsoft Sedang Dalam Pembicaraan Untuk Akuisisi TikTok

Beijing, yang mengklaim kedaulatan atas sebagian besar Laut Cina Selatan, telah berulang kali menuduh kapal-kapal Filipina melanggar batas wilayahnya. Hubungan bilateral berada pada titik terburuknya dalam beberapa tahun terakhir setelah konfrontasi berulang kali dan pertikaian diplomatik yang memanas.

Kedutaan Besar China di Manila tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan presiden tersebut.

Sistem rudal Typhon dikerahkan oleh pasukan AS ke Filipina pada bulan April tahun lalu sebagai bagian dari Balikatan atau latihan militer “bahu-membahu” mereka, dan sejak itu tetap berada di negara tersebut.

Reuters melaporkan minggu lalu bahwa peluncur tersebut dikerahkan kembali ke lokasi baru di Filipina, yang tidak diungkapkan oleh para pejabat.

Baca Juga :  Pemadanan NIK Menjadi NPWP Pelaksanaannya Ditunda

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top