Prabowo Subianto akan Pangkas 6 Pos Belanja Guna Penghematan APBN 2025

Prabowo Subianto saat menyampaikan kenaikan PPN 12 persen hanya untuk barang mewah (foto: tangkapan layar)
Prabowo Subianto saat menyampaikan kenaikan PPN 12 persen hanya untuk barang mewah (foto: tangkapan layar)

Jakarta | EGINDO.com – Presiden Prabowo Subianto akan memangkas 6 pos belanja guna penghematan belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Prabowo menargetkan penghematan belanja APBN 2025 sebesar Rp 306,69 triliun.

Dalam instruksinya, Prabowo mengatakan identifikasi rencana efisiensi sekurang-kurangnya bisa terdiri dari 6 pos belanja operasional dan non operasional yakni belanja operasional perkantoran, belanja pemeliharaan, perjalanan dinas, bantuan pemerintah, pembangunan infrastruktur, serta pengadaan peralatan dan mesin.

Prabowo meminta kepada seluruh jajaran Kabinet Merah Putih untuk melakukan reviu sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing dalam rangka efisiensi atas anggaran belanja Rp 306,69 triliun. Efisiensi itu terdiri atas anggaran belanja di kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 256,1 triliun dan dana Transfer ke Daerah (TKD) Rp 50,59 triliun.

Baca Juga :  Satelit Nano Karya Anak Bangsa SS-1 Meluncur Ke Orbit

Katanya efisiensi belanja diprioritaskan selain dari anggaran yang bersumber dari pinjaman dan hibah, Rupiah Murni Pendamping kecuali tidak dapat dilaksanakan sampai akhir tahun 2025, anggaran yang bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak Badan Layanan Umum (PNBP-BLU) kecuali yang disetor ke kas negara tahun 2025, serta anggaran yang bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan menjadi underlying asset dalam rangka penerbitan SBSN.

Untuk itu, para menteri Kabinet Merah Putih diminta menyampaikan hasil identifikasi rencana efisiensi anggaran kepada mitra Komisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk mendapat persetujuan. Setelah disetujui, diminta melapor kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani paling lambat 14 Februari 2025. Kemudian, Menteri Keuangan untuk melakukan revisi anggaran Kementerian/Lembaga dengan memblokir anggaran dan dicantumkan pada catatan halaman IVA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), sebagaimana tertulis dalam diktum kelima poin c.

Baca Juga :  Zelenskyy akan bertemu Biden di Gedung Putih

Sedangkan para kepala daerah diminta untuk menyesuaikan APBD 2025 sebagai imbas dari dana TKD sebesar Rp 50,59 triliun yang dipangkas. “Fokuskan alokasi anggaran belanja pada target kinerja pelayanan publik serta tidak berdasarkan pemerataan antar-perangkat daerah atau berdasarkan alokasi anggaran belanja pada tahun anggaran sebelumnya,” kata Prabowo kepada kepala daerah pada instruksi ketujuh butir kelima.

“Identifikasi rencana efisiensi tidak termasuk belanja pegawai dan belanja bantuan sosial,” bunyi diktum ketiga poin 3 dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja Dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025.@

Bs/timEGINDO.com

Bagikan :
Scroll to Top