“Prabowo Sampaikan Nota Keuangan 2026, Rapor Ekonomi 5 Tahun Disorot”

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Jakarta|EGINDO.co Pada siang ini, Jumat 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan Nota Keuangan dan RUU APBN 2026 dalam rapat paripurna DPR. Pidato ini menjadi momen krusial dalam proses pembahasan anggaran negara yang akan menguraikan kebijakan fiskal, perkiraan penerimaan negara, alokasi belanja, hingga mekanisme pembiayaan untuk tahun mendatang. Di tengah momentum tersebut, sejumlah indikator ekonomi lima tahun terakhir menjadi pusat perhatian, meliputi pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, inflasi, dan cadangan devisa.

1. Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia sempat terdampak negatif di tahun 2020 karena pandemi, dengan pertumbuhan sebesar –2,07%. Pada 2021, ekonomi sempat pulih dengan pertumbuhan 3,69%, lalu mencapai puncak di 5,31% pada 2022, namun sedikit menurun menjadi 5,05% (2023) dan 5,03% (2024). Tahun ini, pemerintah menargetkan pertumbuhan hingga 5,2%, namun realisasi semester I tercatat sebesar 4,99%.
Sementara itu, secara tahunan (year-on-year), kuartal II 2025 mencatat pertumbuhan sebesar 5,12%, melampaui ekspektasi banyak analis. Kadin pun menilai capaian ini jauh melampaui ekspektasi, yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan maksimum hanya 4,5%.

2. Tingkat Kemiskinan

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat 23,85 juta orang (sekitar 8,47% dari total populasi), turun 0,10 persen poin dibanding September 2024 dan turun 0,56 persen poin dibanding Maret 2024. Menteri Sekretaris Negara menyatakan penurunan tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh pihak, dan pemerintah berkomitmen menurunkan kemiskinan ekstrem hingga mendekati nol persen.

3. Inflasi

Laju inflasi lima tahun terakhir menunjukkan variabilitas: dari 1,68% (akhir 2020); naik ke 1,87% (akhir 2021); melonjak ke 5,51% (akhir 2022); lalu menurun ke 2,61% (akhir 2023); dan terus turun ke 1,57% (akhir 2024).

4. Cadangan Devisa

Cadangan devisa terus menunjukkan tren positif; dari US$ 135,9 miliar (Desember 2020); naik ke US$ 144,9 miliar (2021); sempat turun ke US$ 137,2 miliar (2022); lalu meningkat lagi ke US$ 146,4 miliar (2023); dan terakhir US$ 155,7 miliar (2024).

Berita Pendukung dari Media Lain

  1. Tirto.id melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I/2025 mencapai 4,99%, lebih rendah dibanding capaian semester I/2024 yang sebesar 5,08%.

  2. ANTARA News memberitakan bahwa Ketua Umum Kadin Indonesia menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 sebesar 5,12% (YoY) jauh di atas ekspektasi pasar dan menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha di tengah peringatan HUT ke-80 RI.

Pidato Presiden Prabowo dalam menyampaikan Nota Keuangan dan RUU APBN 2026 menjadi momentum penting untuk memastikan keberlanjutan stabilitas ekonomi sekaligus percepatan kesejahteraan.

Sumber: Bisnis.com/Sn

Scroll to Top