PP MBI: Apresiasi Luar Biasa Umat Buddha Buat YM Jinadhammo

Prosesi penghormatan terakhir kepada YM Jinadhammo Mahathera di Prasadha Jinadhammo (PJM) Komplek MMTC, Medan
Prosesi penghormatan terakhir kepada YM Jinadhammo Mahathera di Prasadha Jinadhammo (PJM) Komplek MMTC, Medan

Medan | EGINDO.co – Ketua Umum Pimpinan Pusat Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) UP Bodhinanda Amin Untario ST didampingi Ketua PD MBI Sumut UP Uttamaputra Eddy Sujono Setiawan ST., MM memberi apresiasi atas partisipasi yang luar biasa dari umat Buddha ketika mengantarkan kepergian YM Jinadhammo Mahathera, di area Prasadha Junadhammo (PJM) Komplek MMTC, Jalan Willem Iskandar, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

Dalam siaran pers yang diterima EGINDO.co menyebutkan ribuan umat Buddha memberikan penghormatan terakhir.

“Umat Buddha di Sumatera Utara dan juga daerah lainnya pada hari itu menunjukkan Bakti yang luar biasa kepada Eyang Jinadhammo/Sangha dengan datang berduyun-duyung ke tempat kremasi. Semoga hal ini memberikan semangat kepada kita semua untuk meneruskan cita cita Eyang dalam melayani umat Buddha dan memajukan agama Buddha di Indonesia Sadhu Sadhu Sadhu,” kata UP Bodhinanda Amin Untario ST, Ketua Umum PP MBI.

Pada waktu itu awan mendung mengantar kepergian YM Jinadhammo Mahathera. Semesta mendukung kehadiran sekitar delapan ribu umat terhindar dari teriknya matahari sepanjang enam jam prosesi untuk melepas dan memberikan penghormatan terakhir Sabtu siang (04/02/2023) itu di area Prasadha Junadhammo (PJM) Komplek MMTC, Jalan Willem Iskandar, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Baca Juga :  Duterte Ancam Yang Menolak Vaksin Covid-19 Dengan Penjara

Keluarga Buddhayana Indonesia bersama ribuan umat Buddha yang datang dari berbagai wilayah Provinsi Sumatera Utara dan berbagai daerah di Indonesia sudah hadir sejak pagi untuk melepas dan memberi penghormatan terakhir serta mengikuti prosesi kremasi sosok sesepuh panutan, penjaga Buddha Dhamma di Nusantara, Y.M. Bhante Jinadhammo Mahāthera yang merupakan bhikkhu yang paling senior melewati 53 vassa di Indonesia.

Lebih dari tiga ratus meter karpet merah membentang dengan taburan bunga di atasnya mengarak kepergian YM Jinadhammo Mahathera yang lahir pada 3 September 1944, umat Buddha tampak tertib melakukan Namaskara (sujud) di sepanjang jalan karpet merah bertabur bunga sepanjang prosesi yang  dilalui rombongan para anggota Sangha dan Upasaka Pandita yang membawa peti “Sarira” mendiang. Mobil hitam gagah bernomor BK 53 PJM (simbol 53 vassa) berjalan khikmat bersama rombongan melewati barisan umat di sisi kanan kiri jalan yang bersujud melimpahkan jasa dan penghormatan.

Baca Juga :  Banjir Rob Di Jakarta Utara, Pertama Kali Landa Ancol

Saat pelepasan dari Vihara Borobudur, Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, YM Khemacaro Mahathera mengungkapkan YM Jinadhammo Mahathera berkeinginan Umat Buddha bersatu dan solid. Setiap berbicara dengan Eyang, beliau selalu bersemangat soal Kerajaan Srwijaya, selalu demikian.

Sedangkan YM Bhante Aryamaitri Mahasthavira mengungkapkan Bhante Jinadhammo semasa hidupnya adalah sosok yang sederhana dan berwawasan non sektarian, tidak membeda-bedakan tradisi, dan dekat dengan semua orang. Bhante Jinadhammo merupakan generasi ke-74 dari Silsilah Kong Hoa Sie.

Sementara itu, Y.M. Bhikkhu Thanavaro Mahathera mengatakan, meski Y.M. Bhikkhu Jinadhammo Mahathera atau Eyang telah pergi untuk selamanya namun warisan dan ajaran beliau merupakan contoh nyata yang telah ditunjukan kepada umat Buddha. Untuk itu tidak perlu tenggelam dalam dukacita karena pesan, nasehat dan ajaran beliau yang sarat akan makna bakal senantiasa menyertai langkah dalam mengarungi samsara ini.

Baca Juga :  Saham Asia Bergerak Lambat, Banyak Pelonggaran Diperkirakan

“Sungguh Bhante Jinadhammo Mahathera pewaris Buddha dalam dhamma, bukan pewaris dalam benda-benda materi. Hal ini tercermin dalam setiap ucapan dan tindakan beliau, seorang siswa sejati Sang Buddha, sang pewaris dhamma dan sang pelestari vinaya. Selamat jalan Eyang, semoga Eyang pada akhirnya nanti mampu merealisasi pencapaian nibhana,” ucap Y.M. Bhikkhu Thanavaro Mahathera saat menyampaikan riwayat hidup Eyang di acara kremasi.

Acara kremasi dimulai dengan pemujaan dan doa paritta Theravada dan Sutra Mahayana serta dari Vajrayana oleh para Bhikkhu Bhikkhuni Sang Agung Indonesia sebagai organisasi Sangha Tertua di Indonesia yang menyatukan tiga aliran tersebut. Dilanjutkan dengan persembahan dupa dan cendana dari Sangha diikuti oleh para umat Buddha.@

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :