Jakarta|EGINDO.co Rupiah memiliki peluang untuk melanjutkan penguatannya di awal pekan ini setelah rilis data pekerjaan di Amerika Serikat. Pada akhir pekan lalu, rupiah menguat sebesar 0,15 persen atau 23,5 poin, mencapai posisi Rp15.377 per dolar AS.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa data pekerjaan non-pertanian (Non-Farm Payrolls) untuk bulan Agustus yang dirilis pada Jumat malam menunjukkan hasil yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Angka NFP yang tertera adalah 142 ribu, sedangkan prediksi pasar adalah 160 ribu. “Hal ini menunjukkan adanya perlambatan dalam kondisi ketenagakerjaan,” ujar Ariston.
Perlambatan data tenaga kerja tersebut dapat mendorong kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan. Namun, pelambatan angka NFP tidak mencerminkan penurunan signifikan dalam kondisi ketenagakerjaan di AS, karena data tingkat pengangguran dan upah rata-rata per jam masih menunjukkan hasil yang lebih baik dari proyeksi.
Ariston menambahkan bahwa potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini dapat mencapai level Rp15.350, dengan batas resistensi di sekitar Rp15.450 per dolar AS. Selanjutnya, pasar akan menantikan data inflasi (CPI) AS yang akan dirilis dalam pekan ini, yang akan menjadi faktor penting dalam penentuan kebijakan suku bunga acuan AS. Jika data CPI menunjukkan angka yang meningkat, ekspektasi pemangkasan suku bunga mungkin akan berkurang, yang dapat menyebabkan dolar AS menguat kembali dan melemahkan mata uang lainnya.
Sumber: rri.co.id/Sn