Medan | EGINDO.co – Polimer dari kelapa sawit lebih ramah lingkungan. Hal itu diungkapkan Agus Haryono saat dirinya dilantik sebagai Profesor Riset ke-627 pada acara Pengukuhan Profesor Riset belum lama ini.
Peneliti bidang Kimia Makromolekul itu mengungkapkan dalam naskah orasinya yang berjudul “Modifikasi Struktur Makromolekul untuk Optimalisasi Sifat Mekanik dan Termal pada Kemasan Ramah Lingkungan Berbasis Bioplasticizer Turunan Kelapa Sawit”
Dalam orasi itu Agus Haryono memaparkan tentang pemanfaatan dan pengembangan material polimer yang berbasis pada penggunaan sumber daya alam terbarukan dan ramah lingkungan sebagai bahan baku industri polimer.
Dipaparkannya, pemanfaatan material berbasis sawit dapat mengatasi masalah lingkungan yang berhubungan dengan limbah untuk itu perlu mencari material alternatif berbasis sumber daya alam terbarukan, ramah lingkungan, dan biodegradable.
Menurut Agus satu sumber bahan baku biopolimer adalah Crude Palm Oil (CPO) dari tanaman kelapa sawit.
Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi stuktur kimia ke dalam stuktur senyawa makromolekul, dapat meningkatkan potensi pemanfaatan berbagai komponen minyak sawit menjadi material fungsional. Ternyata ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan.
Diakuinya telah melakukannya dengan modifikasi struktur molekul plasticizer agar mempunyai sifat mekanik dan thermal yang lebih optimal. Hal itu sangat menguntungkan bagi Indonesia yang merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar.
Menurutnya, dirinya telah mengembangkan senyawa ester sebagai bioplasticizer tidak beracun, yang berasal dari minyak sawit, dilakukan melalui proses esterifikasi. Proses esterifikasi antara alkohol dengan asam lemak sawit dilakukan menggunakan katalis asam, dan menghasilkan bioplasticizer. Optimalisasi kondisi proses dilakukan untuk setiap jenis ester yang disintesis, serta menguji karakteristik masing-masing ester tersebut. Desain bioplasticizer yang dipilih seperti jenis diester plasticizer.@
Bs/timEGINDO.co