Washington | EGINDO.co – Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani membela kehadiran terbuka pasukan AS dan asing lainnya di negaranya, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Minggu (15 Januari).
“Kami pikir kami membutuhkan pasukan asing,” kata Sudani kepada The Wall Street Journal dalam wawancara AS pertamanya sejak menjabat pada Oktober.
Pasukan AS dan NATO telah melatih tentara Irak tentang cara melawan kelompok Negara Islam.
“Penghapusan ISIS membutuhkan lebih banyak waktu,” tambah Sudani.
Komentarnya penting karena partai-partai yang mendukungnya dan mengendalikan parlemen bersekutu dengan faksi pro-Iran dan sangat memusuhi Amerika Serikat. Irak juga bergantung pada Iran untuk gas alam dan listrik.
Amerika Serikat memiliki sekitar 2.000 tentara yang ditempatkan di Irak untuk melatih dan menasihati pasukan Irak. NATO memiliki beberapa ratus tentara di sana, juga dalam peran non-tempur.
Sudani mengatakan Irak ingin menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan Iran.
“Kami perjuangkan untuk itu,” katanya. “Saya tidak melihat ini sebagai hal yang mustahil, untuk melihat Irak memiliki hubungan yang baik dengan Iran dan AS.”
Sudani juga menghadapi populasi yang terpukul keras oleh krisis ekonomi dan menginginkan kehidupan yang lebih baik.
Kunjungannya ke Teheran pada akhir November ditandai dengan janji kerja sama yang lebih kuat di bidang ekonomi dan keamanan.
Dalam wawancara yang diterbitkan Minggu, Sudani menjelaskan bahwa dia ingin bergaul dengan Amerika Serikat, yang terkunci dalam konfrontasi dengan Iran.
Dia mengatakan ingin mengirim delegasi tingkat tinggi ke Washington segera, mungkin sebagai awal pertemuan dengan Presiden Joe Biden.
Sumber : CNA/SL