PM Australia Kutuk Serangan Grafiti Terhadap Konsulat AS Di Sydney

Konsulat AS di Sydney disemprot cat
Konsulat AS di Sydney disemprot cat

Sydney | EGINDO.co – Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Senin (10 Juni) mengecam vandalisme terhadap konsulat AS di Sydney setelah gedung tersebut dirusak dalam apa yang menurut media lokal tampak sebagai protes pro-Palestina.

Gedung di pinggiran utara kota terbesar di Australia tersebut diserang dan disemprot cat oleh seseorang yang membawa palu godam kecil sekitar pukul 3 pagi waktu setempat pada hari Senin, kata polisi New South Wales.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa orang-orang harus memiliki debat dan wacana politik yang saling menghargai,” kata Albanese dalam konferensi pers yang disiarkan televisi dari Canberra ketika ditanya tentang insiden tersebut.

“Tindakan seperti mengecat Konsulat AS tidak akan memajukan tujuan mereka yang telah melakukan apa yang tentu saja merupakan kejahatan merusak properti,” tambahnya.

Baca Juga :  Rata-Rata Kekayaan Orang Indonesia Mencapai Rp 2 Miliar

Sembilan jendela konsulat rusak dan pintu gedung dicoreti grafiti, kata polisi.

“CCTV telah mendapatkan gambar yang memperlihatkan seseorang mengenakan hoodie berwarna gelap dengan wajah tertutup membawa sesuatu yang tampak seperti palu godam kecil,” kata seorang juru bicara polisi kepada Reuters melalui telepon.

Foto-foto konsulat di situs web surat kabar Sydney Morning Herald menunjukkan segitiga merah terbalik disemprotkan di bagian depan gedung. Simbol tersebut digunakan oleh beberapa aktivis pro-Palestina, demikian dilaporkan.

Gedung yang sama disemprot dengan grafiti pada bulan April, sementara konsulat AS di Melbourne dicoret-coret oleh aktivis pro-Palestina pada bulan Mei, menurut surat kabar tersebut.

Australia, yang telah lama menjadi sekutu setia Israel, semakin kritis terhadap tindakannya di Gaza, tempat seorang pekerja bantuan Australia tewas dalam serangan Israel awal tahun ini.

Baca Juga :  Taiwan Tidak Akan Lockdown Covid-19 Seperti Shanghai

Bulan lalu, kamp-kamp bermunculan di universitas-universitas di Sydney, Melbourne, Canberra, dan kota-kota Australia lainnya yang memprotes perang Israel di Gaza dan mengklaim pemerintah Australia belum berbuat cukup banyak untuk mendorong perdamaian.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top