Pilot APP Sinarmas, Indria Pujiastuti, Berawal Dari Mimpi

Indria Pujiastuti
Indria Pujiastuti

Jakarta | EGINDO.co – Cerita pilot helikopter Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas, Indria Pujiastuti, berawal dari mimpi. Hal itu terungkap dalam wawancara untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang dilansir dalam laman resmi APP Sinarmas yang dikutip EGINDO.co

Dijelaskan tentang sosok perempuan insipiratif yang seorang pilot helikopter dari APP Sinar Mas Region Jambi. Insipiratif karena kisah bekerja sebagai pilot yang mayoritas masih dilakoni laki-laki.

Sebagai seorang pilot helikopter, profesi itu sangat krusial untuk bantu memantau kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebagai pilot helikopter APP Sinarmas Region Jambi yang bertugas untuk water bombing. “Setiap harinya saya bertugas mempersiapkan operasional penerbangan, seperti menghitung jarak tempuh, jumlah bahan bakar, intinya untuk menentukan kelayakan terbang terlebih dahulu. Dikarenakan profesi ini penuh tantangan dan cukup berisiko, maka saya selalu menjaga kesehatan agar badan selalu dalam kondisi fit. Jadi tidak kalah penting untuk saya perlu menjaga kebugaran dan istirahat yang cukup, agar bisa tetap fokus dan menjalankan tugas dengan baik untuk memantau sejumlah area,” katanya.

Baca Juga :  Mantan Presiden Sarkozy Kembali Diadili,Dana Kampanye Ilegal
Cerita pilot helikopter Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas, Indria Pujiastuti

Ditanya mengapa tertarik bekerja sebagai pilot? Diakui Indria Pujiastuti sejak kecil memang bercita-cita menjadi pilot karena menurutnya profesi itu seru dan punya tantangan tersendiri. “Saya juga merasa bisa berkontribusi secara langsung untuk berdampak positif bagi lingkungan sekitar, dalam hal ini khususnya untuk mencegah karhutla. Saya beruntung sekali di APP Sinarmas ini bisa menyalurkan passion tersebut dan di sini saya diterima dengan baik, tanpa membedakan gender. Saya diberikan pelatihan, standarisasi, dan kesempatan bertugas yang sama dengan rekan-rekan pilot laki-laki lainnya,” katanya mengakui.

Menurutnya, sebelum menjadi pilot, dirinya berkarir sebagai pramugari Polri hingga 2013. Karena dia ingin menjadi pilot maka di tahun 2014, maka memutuskan untuk mengambil sekolah pilot atau private pilot license (PPL). Hingga akhirnya pada 2016, Indria Pujiastuti memulai karir sebagai Polwan sekaligus pilot helikopter pertama di Jambi, Indonesia.

Baca Juga :  Indah Kiat Targetkan Pasar Asia, Domestik Jadi Pasar Utama

“Akhirnya di tahun 2020, saya pensiun dini sebagai Polwan karena ingin fokus sebagai penerbang saja. Pastinya tantangan selalu ada, banyak yang ragu dan bahkan meremehkan apakah saya bisa lulus sertifikasi dan bisa menjalankan profesi ini. Tapi saya ingat lagi bahwa ini keinginan saya sedari dulu, sehingga rasa minder dan takut bisa terkalahkan. Saya membawanya dengan bersyukur saja, sudah diberikan kesempatan sedemikian rupa untuk saya bisa berkembang hingga saat ini,” katanya menjelaskan.

Diakuinya, memang profesi pilot sering dihubungkan dengan pekerjaan laki-laki saja. Selain itu, imej-nya lekat dengan pekerjaan sulit karena bekerjanya di hutan, masuk ke tempat terpencil, sehingga mungkin sedikit yang tertarik. Tapi setelah berkecimpung dalam bidang itu, Indria Pujiastuti merasa hal itu bukan masalah dan tidak sesulit seperti yang dibayangkan. “Kami ikut pelatihan yang terstandarisasi, jadi fokusnya tetap sama yakni keselamatan itu adalah yang utama. Hal penting lainnya adalah dukungan keluarga yang sangat luar biasa. Saya juga seorang ibu dan bersyukur bahwa putra saya bisa bekerja sama dengan baik dan mendukung karir saya. Itu dukungan terbesar untuk saya tetap bersemangat,” katanya.

Baca Juga :  Indah Kiat Pulp & Paper Siapkan Dana Bayar Obligasi, Sukuk

Menurutnya, dirinya selalu menerapkan disiplin kepada dirinya, bahwa semua orang berhak untuk bermimpi dan mewujudkannya. Dengan selalu berusaha, tetap optimis dan percaya bahwa suatu saat mimpi itu akan tercapai, serta yang tidak kalah penting adalah tetap berdoa.

“Setelah melakukan semuanya itu, kita pasti mampu kok untuk membuktikan bahwa perempuan bukan hanya harus bekerja di dapur, di belakang meja, tapi juga bisa bekerja dengan baik di mana saja. Selanjutnya, selalu akan ada kesempatan yang menunggu kita. Dalam kisah saya, saya bersyukur di tempat saya bekerja tidak ada diskriminasi gender,” katanya bangga.@

App/fd/TimEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top