Kuala Lumpur | EGINDO.co – Perusahaan energi negara Malaysia, Petronas, mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya melanjutkan diskusi dengan banyak pemangku kepentingan menyusul laporan bahwa negosiasi mengenai peran agregator gas yang sedang berlangsung dengan Petros telah menemui jalan buntu.
Petronas, atau Petroliam Nasional, telah terlibat dalam negosiasi yang terhenti dengan Petros, perusahaan energi milik negara Sarawak, sejak tahun lalu. Kebuntuan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampak potensial terhadap pendapatan Petronas, sumber pendapatan utama bagi pemerintah federal. Sarawak merupakan rumah bagi lebih dari 60 persen cadangan gas Malaysia.
Media daring Free Malaysia Today melaporkan pada tanggal 12 Maret bahwa negosiasi antara Petronas dan Petros masih menemui jalan buntu karena pemerintah negara bagian tetap berpegang pada tuntutan awalnya untuk mewajibkan semua pengguna gas domestik, termasuk pabrik LNG di negara bagian tersebut, untuk mematuhi undang-undang negara bagian.
“Kami masih bekerja sama erat dengan pemerintah federal, pemerintah negara bagian Sarawak, dan Petros untuk membahas perincian pengaturan di masa mendatang guna memastikan bahwa hak dan kepentingan semua pihak, termasuk pelanggan akhir dan investor, ditangani sebagaimana mestinya,” kata Petronas, menanggapi pertanyaan dari Reuters tentang status negosiasi.
Bulan lalu, Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan Petronas akan menegakkan semua kewajiban kontraktual domestik dan internasionalnya, sementara Petros akan bertindak sebagai agregator gas Sarawak berdasarkan peraturan negara bagian tahun 2016 tentang distribusi gas yang dimulai pada tanggal 1 Maret. Menteri Hukum Azalina Othman mengonfirmasi peran Petros sebagai distributor gas negara bagian, tetapi tidak termasuk gas alam cair.
Sumber : CNA/SL