PeSTA 2024: Menjaga Keberlanjutan Sumber Daya Alam

Menteri LHK, Siti Nurbaya membuka Pekan Standar Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024
Menteri LHK, Siti Nurbaya membuka Pekan Standar Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024

Jakarta | EGINDO.co – Mengusung tema: Standardisasi LHK Menjaga Keberlanjutan Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menggelar acara Pekan Standar Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024 atau PeSTA 2024 untuk pertama kalinya. Bertepatan dengan usia 3 (tiga) tahun berdirinya Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), acara itu menegaskan peran KLHK dalam mendukung pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) dengan tetap menjamin perspektif kelestarian lingkungan.

Menteri LHK, Siti Nurbaya membuka Pekan Standar Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2024 yang berlangsung selama 3 hari mulai 10 hingga 12 September 2024 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Dalam sambutannya, Menteri Siti menegaskan bahwa untuk menuju Indonesia yang maju dapat dilhat dari aspek ekonomi yang didukung oleh iklim investasi yang baik. Oleh karena itu sejak lahirnya UUCK, posisi utama dari BSILHK adalah untuk menentukan standar, mengikuti implementasinya, serta mengaplikasikan berbagai inovasi untuk dapat mencapai standar. Dengan demikian, menurut Menteri Siti dengan standar yang jelas akan memudahkan aktivitas berusaha.

Baca Juga :  UE pertanyakan peluncuran TikTok Lite di Prancis dan Spanyol

“Indonesia sedang bekerja keras untuk meningkatkan performa dan sedang mengejar Indonesia Emas 2045 melalui transformasi ekologi, sosial, ekonomi, tata kelola dan sosial budaya. Salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja dengan meningkatkan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha yang diatur dalam (UUCK) dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan,” tutur Menteri LHK, Siti Nurbaya, saat membuka PeSTA 2024.

Sebagai organisasi baru yang mengawal koordinasi dan perumusan, pengembangan, serta penerapan standar dan penilaian kesesuaian standar instrumen di bidang LHK, kehadiran BSILHK merupakan dukungan nyata KLHK dalam mengawal transformasi tersebut menuju sebuah titik keseimbangan di dalam pengelolaan sumber daya alam dengan pondasi asas keberlanjutan atau sustainability serta memperhatikan aspek Environmental, Social, dan Governance (ESG). Hal ini sekaligus mencoba menjawab tantangan terhadap triple crisis tersebut melalui penguatan instrumen perencanaan, pengawasan dan pengendalian (Renwasdal). “Saya yakin, ke depan standar-standar LHK akan semakin memudahkan sistem kerja, sehingga pemanfaatan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia dapat terjaga dengan ukuran yang jelas dan bisa bermanfaat bagi seluruh anak bangsa,” ujar Menteri Siti.

Baca Juga :  Penerapan Pasal Dalam Pelanggaran Lalu Lintas Harus Tepat

Mendukung kolaborasi dalam kerja-kerja standar, Menteri Siti memandang BSILHK sebagai unit service function yang menjadi support system bagi Ditjen lain yang berada di line function, K/L yang menangani standar serta entitas usaha/kegiatan dan masyarakat luas sebagai penerap standar.

Tidak hanya UUCK, BSILHK juga turut berperan dalam agenda nasional lainnya yaitu 1) pengendalian perubahan iklim FoLU Net Sink 2030 dan target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat; 2) mengawal pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara; dan 3) penerapan ekonomi sirkular. Terkait hal tersebut, Menteri Siti mengarahkan bahwa melalui berbagai instrumen dan standardisasi yang disusun BSILHK, Indonesia bisa memiliki andil tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga dalam skala dunia, dengan menjadikan standar Indonesia diakui oleh dunia.

Baca Juga :  Siswa SD Harus Tes Antigen Covid-19 Setiap 2 Minggu Sekali

Melalui kegiatan PeSTA 2024, Menteri Siti berharap agar capaian kinerja standar LHK dapat terkomunikasikan secara luas kepada publik. “Hal ini sangat tepat karena esensi keberadaan standar bagi instrumen-instrumen yang ada, adalah menyediakan ukuran-ukuran yang pasti dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan beserta pemanfaatannya di Indonesia. KLHK bersama para pihak, telah dan akan terus melakukan berbagai inovasi menuju paradigma dan keseimbangan baru. Penguatan standar menjadi bagian pentingnya,” tegasnya.@

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top