Manila | EGINDO.co – Tim penyelamat berjuang pada Minggu (19 Februari) untuk mencapai lereng gunung berapi aktif di Filipina tengah di mana sebuah pesawat kecil diyakini telah jatuh, kata para pejabat, dengan nasib mereka yang berada di dalamnya masih belum dikonfirmasi.
Pesawat Cessna 340 dengan empat penumpang hilang tak lama setelah berangkat ke Manila dari Bandara Internasional Bicol di provinsi Albay, beberapa kilometer dari gunung berapi Mayon, pada hari Sabtu.
Energy Development Corporation yang berbasis di Manila mengatakan pesawat yang hilang itu milik perusahaan dan berusaha untuk mengkonfirmasi apakah reruntuhan yang terlihat pada hari Minggu di “medan yang sangat curam dan ketinggian sekitar 6.000 kaki” adalah milik mereka.
Dua dari empat penumpang di pesawat yang hilang adalah warga Australia, kata polisi Bicol, menambahkan tim penyelamat dengan anjing pelacak telah dikerahkan untuk menemukan lokasi kecelakaan.
“Masalahnya adalah cuaca buruk dan menghambat visibilitas pencarian darat,” kata juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Filipina Eric Apolonio kepada AFP.
Petugas bencana Albay Cedric Daep mengatakan sebuah pesawat Cessna telah terlihat 300 hingga 350m dari kawah. Namun dia memperingatkan gunung berapi yang bergemuruh bisa meletus kapan saja, yang mempersulit upaya penyelamatan.
“Mungkin ada ledakan abu yang tiba-tiba dan kami bisa menambah korban,” kata Daep kepada radio lokal DZBB.
Pencarian udara akan dilanjutkan pada hari Senin untuk menemukan orang-orang yang hilang.
“Kami tidak mengabaikan kemungkinan bahwa mereka masih hidup,” kata Daep.
Pesawat Cessna lainnya hilang bulan lalu, pada 24 Januari, di provinsi utara Isabela. Bangkai pesawat itu masih belum ditemukan, kata Apolonio.
Dalam insiden terpisah, dua penerbang angkatan udara Filipina tewas dalam latihan bulan lalu ketika pesawat SF260 Marchetti mereka menabrak sawah di provinsi Bataan, dekat Manila.
Sumber : CNA/SL