Jakarta | EGINDO.com – Paus Fransiskus, menyerukan agar “senjata harus diredam” di seluruh dunia dan secara khusus mengecam keras situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan Pemimpin umat Katolik sedunia itu saat menyampaikan khotbah Natal pada Rabu (25/12/2024) waktu setempat.
Dalam pesannya kepada 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia, sebagaimana yang dikutip dari AFP, pada Kamis (26/12/2024), bahwa Paus Fransiskus menyerukan perundingan demi perdamaian yang adil di Ukraina, saat negara itu dihantam oleh 170 rudal dan drone Rusia pada serangan pagi hari saat Natal.
Paus Fransiskus mendoakan perdamaian di Timur Tengah, Ukraina dan Sudan dan Paus Fransiskus secara khusus mengecam keras situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, yang disebutnya sebagai serangan yang “tidak manusiawi”.
Dengan suara sedih dalam pidatonya, Paus Fransiskus yang kini berusia 88 tahun itu juga menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. “Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, dimana situasi kemanusiaannya sangat buruk,” ucap Paus Fransiskus di hadapan ribuan jemaat yang berkumpul di depan Basilika Santo Petrus untuk mendengarkan khotbah “Urbi et Orbi” yang ditujukan untuk Vatikan dan dunia.
“Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan karena perang,” cetusnya.
Paus Fransiskus kemudian menyampaikan seruannya untuk perdamaian di Sudan, yang dilanda perang sipil yang brutal selama 20 bulan terakhir dan jutaan orang berada dalam ancaman kelaparan di sana.
Sementara itu, perayaan Natal di Bethlehem, kota kelahiran Yesus, berlangsung sunyi dengan perang masih berkecamuk di Jalur Gaza. Sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu, kota di Tepi Barat itu lagi menampilkan pohon Natal raksasa dan dekorasi meriah yang biasanya menandai perayaan Natal. “Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami,” ucap Wali Kota Bethlehem, Anton Salman, sebagaimana dilansir AFP.
Patriark Latin, Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, mengatakan kepada seklompok kecil orang di kota tersebut bahwa dirinya baru saja kembali dari Jalur Gaza, dimana dia melihat segala sesuatunya hancur, kemiskinan, bencana. “Tapi saya juga melihat kehidupan mereka tidak menyerah. Jadi, Anda juga tidak boleh menyerah. Tidak akan pernah,” ujarnya.@
Rtr/AFP/timEGINDO.com