Moskow | EGINDO.co – NATO harus mengadakan pertemuan darurat untuk membahas temuan baru-baru ini tentang ledakan September di pipa gas Nord Stream, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Sabtu malam (11 Februari).
Wartawan investigasi Seymour Hersh, yang memenangkan Hadiah Pulitzer pada tahun 1970, mengatakan dalam sebuah posting blog pada hari Rabu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, bahwa penyelam angkatan laut AS telah menghancurkan jaringan pipa, dengan bahan peledak atas perintah Presiden Joe Biden.
Gedung Putih menolak klaim bahwa Amerika Serikat berada di balik ledakan pipa gas Nord Stream, yang mengirimkan gas Rusia ke Jerman, sebagai “benar-benar fiksi palsu dan sepenuhnya fiksi”.
Swedia dan Denmark, yang zona ekonomi eksklusifnya terjadi ledakan, telah menyimpulkan bahwa pipa-pipa itu diledakkan dengan sengaja, tetapi belum mengatakan siapa yang mungkin bertanggung jawab.
Amerika Serikat dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara menyebut insiden itu sebagai “tindakan sabotase.” Moskow menyalahkan Barat atas ledakan yang tidak dapat dijelaskan yang menyebabkan pecahnya.
Tidak ada pihak yang memberikan bukti.
“Ada lebih dari cukup fakta di sini: Ledakan pipa, adanya motif, bukti tidak langsung yang diperoleh wartawan,” kata Zakharova di platform pesan Telegram.
“Jadi kapan KTT darurat NATO akan bertemu untuk meninjau kembali situasinya?”
NATO tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sumber : CNA/SL