Jakarta | EGINDO.co – PT Pertamina (Persero) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) akan produksi Avtur campuran Crude Palm Oil (CPO) 5%. Sudah berhasil memproduksi bioavtur 2,4% atau yang dinamakan Jet Avtur 2,4 (J2.4). Kemudian setelah J2.4, Pertamina akan segera memproduksi bioavtur 5% atau J5.
Hal itu dikatakan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara “Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-220 FTB Menggunakan Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4)”.
Dijelaskannya, Bioavtur merupakan produksi avtur dari minyak inti sawit refined bleached degummed palm kernel oil (RBDPKO) dengan menggunakan katalis “merah putih” buatan ITB dicampur dengan kerosene (co-processing) di Kilang Cilacap Pertamina. Khusus J2.4 artinya, campuran RBDPKO di kilang co-processing ini mencapai 2,4%.
Pertamina katanya sudah menjalankan program B30 mulainya dari 2,5% dan semua mandatori B30, secara teknis kilang sudah bisa B100. Produk kedua yakni avtur mulai 2,5%, setelah turn around (perawatan) Kilang Cilacap, bisa tingkatkan jadi 5% dalam waktu dekat bisa diproduksi J5.
Diakuinya, pengembangan dari bioavtur cukup terlambat, sehingga diharapkan peningkatan akan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Dengan demikian bisa mengurangi ketergantungan impor. Mengurangi ketergantungan pada impor meski solar dan avtur tidak impor sejak Mei 2019.
Menurutnya, latar belakang Pertamina mengembangkan bioavtur adalah berdasarkan pada komitmen Indonesia di Perjanjian Paris untuk menurunkan karbon emisi dan mencapai net zero emisi pada 2060. Kemudian, ini diterjemahkan pada penurunan emisi karbon 29% pada 2030.
Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 tahun 2015, pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) pada avtur ditargetkan mencapai persentase 3% pada 2020 dan pada 2025 ditingkatkan lagi menjadi 5%.@
Bs/TimEGINDO.co
Â