Pertama Kali Indonesia Diundang G7, Bicara Hilirisasi

Mendag Zulkifli Hasan dalam intervensinya pada Outreach SessionPertemuan Para Menteri Perdagangan G7
Mendag Zulkifli Hasan dalam intervensinya pada Outreach SessionPertemuan Para Menteri Perdagangan G7

Jakarta | EGINDO.co – Pertama kali Indonesia diundang G7, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menyampaikan, hilirisasi adalah salah satu upaya untuk menciptakan rantai pasok global yang resilien.

Hilirisasi tidak hanya bermanfaat dalam menciptakan nilai tambah, tetapi juga dalam mendorong desentralisasi dan mendiversifikasi sistem rantai pasok global. Sementara itu, hilirisasi industri merupakan salah satu dari sejumlah aspek kunci yang dibutuhkan negara berkembang untuk melakukan lompatan ekonomi.

“Jalan menuju resiliensi terletak pada desentralisasi dan diversifikasi rantai pasok global. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan lebih banyak negara dan pemangku kepentingan. Hilirisasi berperan sebagai instrumen penting untuk menghasilkan nilai tambah. Di saat yang sama, hilirisasi mendorong diversifikasi sistem rantai pasok global.” kata Mendag Zulkifli Hasan dalam siaran persnya yang dikutip EGINDO.co

Baca Juga :  TSMC Mulai Produksi Volume Chip Paling Canggih Di Taiwan

Disebutkan Mendag Zulkifli Hasan dalam intervensinya pada Outreach Session Pertemuan Para Menteri Perdagangan G7 yang mengambil tema peningkatan ketahanan rantai pasok global dan mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta.

Outreach Session tersebut digelar pada Sabtu (28/10/2023) di Osaka, Jepang yang diikuti oleh para Menteri Perdagangan negara G7, negara mitra strategis dan pimpinan organisasi internasional. Jepang sebagai Presidensi G7 juga turut mengundang sektor bisnis dan perusahaan terkemuka dunia seperti Kaidanren, Suzuki, Canpotex, Siemens Energy, JOGMEC, Rio Tinto dan Coherent. Ini adalah keikutsertaan pertama kali Indonesia pada gelaran G7.

Dalam Outreach Session tersebut, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono dan Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional Bara K Hasibuan.

Baca Juga :  Kurangi Angka Malnutrisi, Wujudkan Anak Indonesia Sehat

Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan mengatakan, perspektif kerja sama kelompok negara ‘Global North’ dan ‘Global South’ perlu didefinisikan kembali dengan didasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan, tanpa diskriminasi, dan tanpa standar ganda.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, dalam tiga tahun terakhir, kekurangan dan kebuntuan pasokan telah memperlihatkan kerentanan dalam sistem pengelolaan rantai pasok. Kondisi ini, diiringi dengan konflik geopolitik, telah meningkatkan fenomena fragmentasi perdagangan yang mendorong pada tindakan unilateralisme.

Selain itu, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, kerja sama membangun rantai pasok merupakan upaya inklusif. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor publik dan swasta, dalam inovasi dan kolaborasi menjadi hal yang penting.

Dalam Outreach Session tersebut, Mendag Zulkifli Hasan juga menyampaikan inisiatif ASEAN yang mengambil langkah lebih jauh dan menargetkan diri menjadi pusat pertumbuhan global. Hal ini menandai kesuksesan ASEAN di bawah Keketuaan Indonesia tahun ini yang merefleksikan aspirasi seluruh anggota.@

Baca Juga :  China, Rusia 'Mengkoordinasikan Posisi' Di Ukraina

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top