Jakarta|EGINDO.co Bhima Yudhistira, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), menyayangkan adanya perpecahan yang kembali terjadi di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ia menilai, konflik internal tersebut berpotensi merusak reputasi Kadin serta mengurangi tingkat kepercayaan dari kalangan pengusaha maupun masyarakat.
Menurut Bhima, perpecahan ini akan menimbulkan kebingungan di kalangan investor, terutama saat mereka ingin berinvestasi dan mencari mitra bisnis lokal yang umumnya melalui Kadin. Jika Kadin terpecah, investor akan bingung dalam menentukan pihak yang tepat untuk berkoordinasi atau menjalin kerja sama lebih lanjut.
Selain itu, Bhima juga menyoroti pentingnya peran Kadin sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan. Kadin memiliki fungsi menyampaikan aspirasi dunia usaha kepada pemerintah. Jika terjadi dualisme kepemimpinan, hal ini dapat menghambat penyampaian aspirasi tersebut.
“Dari sudut pandang pemerintah, perpecahan ini juga akan menimbulkan kebingungan mengenai Kadin mana yang harus diikutsertakan dalam rapat-rapat yang bertujuan menyerap aspirasi pengusaha,” ungkap Bhima.
Lebih lanjut, Bhima menegaskan bahwa para pengusaha yang tergabung dalam Kadin memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Mereka diharapkan dapat bersinergi dengan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketimpangan ekonomi, dan mendukung program-program pemerintah di masa depan.
“Kadin Indonesia seharusnya dapat menjaga independensi dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik jangka pendek yang dapat memecah belah organisasi. Sebagai asosiasi pengusaha yang memiliki kredibilitas tinggi, sangat disayangkan jika reputasi Kadin hancur akibat dualisme kepemimpinan seperti yang terjadi saat ini,” pungkas Bhima.
Sumber: rri.co.id/Sn