Jakarta |EGINDO.co -Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP (P) Budiyanto SSOS. MH dan juga selaku Pemerhati masalah transportasi dan hukum mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tanggal 6 Juni 2022 , berencana memperluas titik pemberlakuan Ganjil – Genap ( GAGE ), dari 13 titik menjadi 25 titik. Alasannya karena setelah ada kelonggaran atau diberlakukan PPKM ada kenaikan vulume kendaraan : 6,25 % . Dengan adanya perluasan titik yang diberlakukan Ganjil – Genap ( GAGE ) diharapkan mampu mengurai kemacetan terutama pada jam – jam sibuk ( Pergi dan pulang kerja ). Namun dari pengalaman acr empiris dgn adanya perluasan Ganjil – Genap, kemacetan akan beralih ke jalan – jalan alternatif.
Apalagi kalau melihat kondisi riel , bahwa pada umumnya jalan – jalan yang ada di Jakarta , terutama pada jam – jam sibuk sudah mengalami over capacity.

Dikatakan Budiyanto dalam jangka pendek pembatasan lalu lintas dengan skema Ganjil – Genap hanya dapat mengurangi volume kendaraan, dan meningkatkan kecepatan serta mengurangi waktu tempuh pada titik yang diberlakukan Ganjil – Genap namun akan terjadi kemacetan, perlambatan pada jalan – jalan alternatif. Kemudian seiring dengan perjalanan waktu kendaraan akan bertambah terus dari satu sisi, dan dari sisi lain penambahan panjang jalan sulit diwujudkan karena lahan di Jakarta terbatas dan harga tanah yang tinggi sehingga problema kemacetan akan selalu menghantui.
“Solusinya untuk mengurai kemacetan, harus ada program pembatasan lalu lintas yang lebih efektif dengan memberlakukan ERP ( Electronic Road Pricing ), tariknya parkir tinggi, pemberian fasilitas kredit kendaraan yang lebih selektif dan penataan angkutan umum dari aspek kuantitas dan kualitas,”tegasnya.
Ia jelaskan, moda transportasi angkutan umum di Jakarta relatif sebenarnya sudah cukup bagus hanya mungkin perlu penataan ulang yang berkaitan dengan layanan angkutan umum , antara lain : sterilisasi jalur Busway, head way yang tepat, dan ketersediaan angkutan umum yang memadai yang terintegrasi dengan angkutan umum yang lain. “Jika perlu untuk menarik peminat angkutan umum, harga tiket diturunkan (Subsidi Pemerintah Daerah). Peminat angkutan umum relatif masih rendah kurang lebih: 24 % sehingga perlu ada upaya – upaya yang maksimal dari pemangku kepentingan di bidangnya untuk meningkatkan animo pengguna angkutan umum,”ucapnya.
“Pembatasan lalu lintas dengan skema Ganjil – Genap diharapkan hanya dalam jangka pendek karena dalam jangka panjang pembatasan lalu lintas dalam skema Ganjil – Genap tidak akan efektif,” ungkap Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto.
@Sadarudin.