Perlu Tindakan Segera Atasi Utang Malaysia RM1,5 Triliun

PM Malaysia Anwar Ibrahim
PM Malaysia Anwar Ibrahim

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Utang nasional Malaysia telah mencapai RM1,5 triliun (US$350 miliar) dan tindakan segera harus diambil untuk mengatasi masalah ini, kata Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada Selasa (17 Januari).

Dia mengatakan, angka yang termasuk kewajiban sudah melebihi 80 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan ini berdampak langsung pada perekonomian.

Dia dikutip oleh New Straits Times bahwa angka tersebut juga menunjukkan bahwa defisit anggaran negara akan melebar lebih jauh dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,8 persen dari PDB untuk tahun 2022.

“Masalah utang kita sudah menyentuh RM1,2 triliun dan jika utang dimasukkan, utangnya RM1,5 triliun,” kata Anwar pada Dialog Anggaran 2023 di Kementerian Keuangan.

Baca Juga :  Von Der Leyen Umumkan Tim Pimpinan Baru Komisi Eropa

Pada 2018, perdana menteri saat itu Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa negara itu dibebani utang lebih dari RM1 triliun menyusul kemenangan koalisi oposisi dalam Pemilihan Umum 2018. Dr Mahathir kemudian menyalahkan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh mantan anak didik Najib Razak atas masalah tersebut.

Dan tahun lalu, mantan menteri keuangan Tengku Zafrul Abdul Aziz mengatakan bahwa utang negara mencapai RM1,045 triliun pada akhir Juni 2022. Ini sesuai dengan 63,8 persen dari PDB Malaysia saat itu.

Anwar seperti dikutip oleh kantor berita nasional Bernama pada hari Selasa bahwa ekonomi masih “dianggap lemah”.

“Terkait juga dengan perkembangan internasional, baik terkait konflik Rusia-Ukraina maupun pasca-COVID-19, dan belum menunjukkan kekuatan ekonomi,” ujarnya.

Baca Juga :  Kontroversi Papan Nama KL , Aturan Tak Hanya Untuk Restoran China

Menteri keuangan seperti dikutip oleh New Straits Times mengatakan bahwa warga Malaysia tidak boleh berpuas diri dan hidup “dengan budaya kepuasan seolah-olah tidak ada masalah”.

Tidak Ada Rencana Untuk Legacy Skyscrapers
Selama dialog Selasa, Anwar juga mengatakan tidak ada rencana untuk membangun gedung pencakar langit di negara itu sebagai warisan untuk menandai pemerintahannya.

“Saya rasa sudah cukup banyak landmark di Kuala Lumpur seperti Menara Kembar (Petronas) dan TRX (Bursa Tun Razak).

“Di bawah pemerintahan Anwar, saya tidak ingin menambah tengara ini dan saya tidak berencana untuk bersaing dengan mereka,” katanya seperti dikutip Malay Mail pada sesi dialog.

Sebaliknya, Anwar mengatakan dia berencana untuk membuat kebijakan yang akan membantu usaha kecil dan menengah mengatasi lingkungan ekonomi yang menantang.

Baca Juga :  Mahasiswa Malaysia Ditangkap Di Norwegia, Tuduhan Mata-Mata

Dia berkata: “Satu-satunya fokus saya adalah memastikan kebijakan kami sehat, kebutuhan rakyat terpenuhi … Dengan melakukan hal-hal ini dan lebih banyak lagi, kami dapat mengembalikan kepercayaan investor di Malaysia.”

Menurut Malay Mail, dialog pada Selasa itu untuk membahas APBN yang diajukan pemerintahan sebelumnya pada Oktober tahun lalu.

Anggaran itu, bagaimanapun, tidak diperdebatkan karena pembubaran Parlemen yang berujung pada Pemilihan Umum pada 19 November tahun lalu.

Pemerintah persatuan Anwar dijadwalkan untuk mengajukan anggaran nasional pertamanya ke Parlemen pada 24 Februari.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top