Jenewa | EGINDO.co – Satu set perhiasan yang dikenakan oleh putri angkat kaisar Prancis Napoleon Bonaparte dijual seharga US $ 1,65 juta di Jenewa pada Rabu (12 Mei), melonjak jauh di atas perkiraan pra-lelang.
Menandai peringatan 200 tahun kematian Napoleon, rumah lelang Christie menjual sembilan permata kekaisaran yang dihiasi safir dan berlian, yang berasal dari koleksi putri angkatnya, Stephanie de Beauharnais.
Sekitar 38 safir dari Sri Lanka digunakan untuk membuat set di awal 1800-an. Ditawarkan sebagai tempat terpisah, perhiasan itu tetap berada di keluarga yang sama sejak ditawarkan kepada Beauharnais pada pernikahannya dengan Charles, adipati agung Baden, di Istana Tuileries di Paris pada tahun 1806.
Selain nilai historisnya, perhiasan juga dihargai karena warna biru alami, karena safir biasanya menjalani perlakuan panas untuk menonjolkan warnanya.
Sembilan buah itu termasuk sebuah tiara, sebuah kalung, sepasang anting-anting, dua buah liontin, dua buah bros, sebuah cincin dan sebuah gelang.
“Ada permintaan yang sangat besar dari para kolektor di seluruh dunia, baik di Asia dan Timur Tengah, juga Eropa dan Amerika,” kata juru lelang Max Fawcett kepada wartawan pada penjualan Magnificent Jewels.
Tadinya diperkirakan bahwa koleksinya bisa mencapai total US $ 475.000, tetapi tiara saja seharga US $ 462.000. Ini berisi safir potongan segi delapan dan berbentuk oval, berlian mawar dan potongan tua, dan emas.
MAHKOTA PORTUGIS, BERLIAN RUSIAÂ
Penjualan itu juga termasuk mahkota safir yang dikenakan oleh ratu Mary II dari Portugal, yang dua kali menjadi raja yang memerintah negara itu sebelum kematiannya pada tahun 1853.
Ditetapkan dengan safir Burma di tengahnya, mahkotanya diperkirakan bernilai US $ 190.000 hingga US $ 385.000 tetapi dijual jauh lebih mahal, yakni US $ 1,95 juta.
Barang termahal dalam penjualan tersebut adalah yang terakhir dari 146 lot – berlian persegi panjang putih 100,94 karat yang disebut Spectacle, yang dijual seharga US $ 14,1 juta.
Intan tanpa cacat internal adalah batu terbesar yang pernah dipotong di Rusia dan dipotong dari batu kasar yang digali di wilayah timur laut terpencil Yakutia pada tahun 2016. Proses persiapan dan pemotongan memakan waktu satu tahun delapan bulan.
Sumber : CNA/SL