Penutupan Department Store Meningkat, Pemerintah Diharapkan Hindari Kebijakan Memperburuk Situasi

Alphonzus Widjaja
Alphonzus Widjaja

Jakarta | EGINDO.co – Penutupan Department Store meningkat, pemerintah diharapkan dapat menghindari kebijakan yang dapat memperburuk situasi seperti adanya kewajiban Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), adanya kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% dan kebijakan lainnya yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.

Tentang hal itu Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja merespon beberapa department store terkemuka seperti Lotus Department Store, Centro Department Store dan Golden Truly Department Store yang menghentikan operasionalnya secara permanen.

Menurutnya penutupan usaha kategori department store di Indonesia terus meningkat seiring dengan perubahan tren gaya berbelanja masyarakat, terutama di kota-kota besar. Adanya pergeseran perilaku konsumen yang kini lebih mengutamakan pengalaman berbelanja yang unik dan berkesan. Katanya, department store harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada bersaing dengan platform e-commerce. Bila tidak mampu maka akan semakin ditinggalkan oleh pelanggan yang beralih ke belanja online.

Baca Juga :  Pengusaha Nilai Roda Perekonomian Indonesia Berputar Lagi

Disamping itu menurut Alphonzus Widjaja melihat kondisi pelemahan daya beli di kalangan masyarakat kelas menengah bawah sebagai faktor pendukung penutupan usaha dan pemerintah diharapkan jangan  membuat kebijakan yang membuat semakin lemah daya belimasyarakat kelas menengah ke bawah yakni  adanya kewajiban Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), lalu pemerintah melakukan kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% karena kebijakan tersebut berpotensi semakin melemahkan daya beli masyarakat terutama kelas menengah bawah.

“Kami berharap pemerintah dapat menghindari kebijakan yang dapat memperburuk situasi seperti kenaikan PPN dan kebijakan lain yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat karena kondisi pusat perbelanjaan secara keseluruhan mulai pulih sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan tantangan tetap besar bagi para pengelola untuk mempertahankan daya tariknya di tengah persaingan yang semakin ketat,” katanya menegaskan.@

Baca Juga :  Tahun Ini, Ekonomi Asia Tenggara Diprediksi Mulai Bangkit

Fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top