Singapura/Washington | EGINDO.co – Mata uang Crypto turun tajam pada hari Jumat, dengan penjualan mendadak menyeret bitcoin ke level terendah tiga minggu, dengan analis terbagi atas alasan di balik penurunan tersebut.
Bitcoin turun sebanyak 7,7 persen menjadi $21.404 selama beberapa menit selama pagi Eropa, sekitar pukul 0640 GMT. Ini sedikit pulih untuk diperdagangkan di sekitar $21.528 pada 1651 GMT, turun 8,05 persen hari ini.
Ether terakhir turun 8,32 persen pada $1.721.
Marcus Sotiriou, analis di pialang aset digital GlobalBlock, dalam sebuah catatan penelitian mengatakan tampaknya tidak ada katalis tunggal yang menyebabkan penjualan besar-besaran.
“Tetapi S&P 500 yang menolak dan gagal melanjutkan pemulihannya berkontribusi pada penurunan bitcoin,” katanya. S&P 500 turun sekitar 1 persen pada awal Jumat sore.
Sementara itu, Susannah Streeter, analis investasi dan pasar senior di Hargreaves Lansdown, menyarankan langkah itu adalah “hasil dari transaksi penjualan besar.”
“Itu tidak menunjukkan pola flash crash, karena aset tidak langsung rebound tajam tetapi tenggelam lebih rendah di jam-jam berikutnya,” katanya.
Streeter mengatakan tampaknya cryptocurrency cardano adalah yang pertama bergerak, diikuti oleh bitcoin dan ether, dan kemudian yang lain seperti altcoin dogecoin.
Cryptocurrency telah turun secara dramatis sepanjang tahun ini, karena kenaikan suku bunga Federal Reserve dan inflasi yang sangat tinggi mendorong investor untuk membuang aset berisiko.
Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda, mengatakan kegagalan bitcoin untuk memulihkan kerugiannya “menunjukkan ada substansi dari pergerakan tersebut”.
Pergerakan tajam seperti itu biasa terjadi di pasar cryptocurrency yang sangat fluktuatif. Pada 15 Juni, bitcoin anjlok lebih dari 15 persen karena investor ketakutan oleh runtuhnya apa yang disebut stablecoin, TerraUSD, dan pemberi pinjaman crypto besar yang membekukan penarikan pelanggan.
Langkah Jumat menempatkan bitcoin di jalur untuk hari terburuk sejak krisis Juni.
“Berspekulasi dalam cryptocurrency adalah risiko yang sangat tinggi dan tidak cocok untuk sebagian besar orang,” kata Streeter dari Hargreaves Lansdown.
Sumber : CNA/SL