Penting Penerapan Protokol Keamanan Ketat dalam Pengolahan Sel Punca

Peresmian Daewoong Biologics Indonesia (DBI) di Cikarang
Peresmian Daewoong Biologics Indonesia (DBI) di Cikarang

Jakarta | EGINDO.co – Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono menekankan pentingnya penerapan protokol keamanan yang ketat dalam pengolahan sel punca atau stem cell. Pernyataan ini disampaikan pada peresmian Daewoong Biologics Indonesia (DBI) di Cikarang.

Dalam siaran pers Kemenkes yang dilansir EGINDOco pada Selasa (17/9/2024) menyebutkan Prof. Dante menyatakan, terapi sel punca memiliki potensi besar dalam pengobatan regeneratif, yang dapat menyembuhkan jaringan yang rusak, memulihkan fungsi organ, dan mengobati penyakit kronis atau yang sulit disembuhkan. “Namun, dengan potensi besar ini, kita juga punya tanggung jawab untuk memastikan setiap produk dibuat dengan presisi, penuh kehati-hatian, dan mengikuti protokol keamanan yang ketat,” tegas Prof. Dante.

Baca Juga :  Ledakan Merusak Jembatan Crimea Yang Penting Bagi Rusia

DBI merupakan salah satu perusahaan yang telah mendapatkan izin laboratorium pengolahan sel punca, serta sertifikasi Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Prof. Dante menegaskan pentingnya memastikan bahwa teknologi yang digunakan dapat diakses, aman, dan sesuai resep dokter.

Prof. Dante menjelaskan, setiap proses mulai dari penelitian dan pengembangan hingga produksi, harus mengikuti aturan ketat dan standar internasional. “Sertifikasi CPOB, menunjukkan bahwa perusahaan beroperasi pada standar tertinggi. Hal ini merupakan jaminan akan kepercayaan dan kualitas kepada masyarakat,” kata Prof. Dante.

Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar dalam menangani penyakit-penyakit katastropik seperti penyakit jantung, kanker, stroke, dan gagal ginjal. Pada 2022, tercatat lebih dari 23 juta kasus penyakit katastropik sehingga memberikan beban besar baik dari sisi kesehatan maupun finansial. Terapi sel punca menjadi penting karena adanya perbedaan individu dalam tingkat keparahan penyakit dan kemampuan penyembuhan. Hal ini mendorong pergeseran dari pendekatan “satu solusi untuk semua masalah” menjadi pengobatan yang presisi atau personal.@

Baca Juga :  Warga Protes, Masuk ke Kawasan Sidebuk-debuk Tanak Karo Sumut Harus Bayar

Rel/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top