Penjaga Alam Liar: APP Komitmen Retrospektif Bulan Keanekaragaman Hayati

Harimau Sumatera
Harimau Sumatera

Jakarta | EGINDO.co – Menjelang berakhirnya bulan Agustus, grup Asia Pulp and Paper (APP) menegaskan kembali komitmennya untuk melindungi makhluk agung yang menghuni hutan. Dalam rangka memperingati Hari Harimau Internasional (29 Juli 2024), Hari Gajah Sedunia (12 Agustus 2024), dan Hari Orangutan Internasional (19 Agustus 2024), “Kami merayakan tiga spesies utama yang kami lindungi di dalam konsesi kami – Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dan Orangutan Kalimantan,” tulis dalam laman resmi APP Group yang dikutip EGINDO.co pada Rabu (18/9/2024).

Selanjutnya disebutkan pertama Harimau Sumatera. Dikenal karena keanggunan dan kekuatannya, predator puncak ini menghadapi bahaya menyusutnya habitat dan perambahan manusia. Tahun ini, upaya APP untuk melindungi harimau sumatera sangat besar. Patroli rutin melintasi hutan, menjaga habitat penting dari aktivitas ilegal.

Citra satelit yang canggih terus mengawasi lanskap yang selalu berubah, memastikan bahwa makhluk-makhluk ini terus hidup nyaman di wilayah leluhur mereka. Pemasangan kamera jebakan telah memberikan wawasan yang sangat berharga mengenai pergerakan harimau, membantu melacak dan memahami perilaku mereka. Namun mungkin yang paling signifikan adalah kolaborasi dengan masyarakat lokal, yang pengetahuan tradisionalnya dan hubungan mendalamnya dengan lahan telah menjadi sekutu penting dalam perjalanan konservasi ini.

Baca Juga :  Polusi Udara Di Jakarta Memburuk, Kemenkes Bentuk KPPRDPU

Kedua Gajah Sumatera. Bergerak dengan anggun melewati semak belukar yang lebat, gajah sumatera merupakan simbol kebijaksanaan dan kekuatan. Namun, hal ini semakin bertentangan dengan meningkatnya populasi manusia. Konflik manusia-gajah merupakan tantangan yang terus-menerus terjadi, namun APP telah bangkit untuk mengatasinya dengan solusi inovatif.

Kawasan Air Sugihan di Sumatera Selatan telah menjadi titik fokus upaya konservasi APP. Pada bulan Maret 2023, perusahaan menyerahkan kalung GPS kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, yang memungkinkan pelacakan kawanan gajah secara real-time. Teknologi ini membawa perubahan besar, memungkinkan peringatan dini untuk memandu gajah menjauh dari pemukiman manusia menuju kawasan yang lebih aman dan terlindungi. Kolaborasi APP tidak hanya mencakup bidang teknologi saja, tetapi juga patroli bersama dengan BKSDA dan aktivis lingkungan setempat yang menjangkau jarak jauh, sehingga menciptakan jaringan perlindungan.

Baca Juga :  Pendapatan Puradelta Semester I, Dominasi Lahan Industri

Selain itu, pembangunan sumber mineral buatan dan tempat menjilat garam di koridor-koridor utama telah menyediakan nutrisi penting, menjaga gajah tetap berada di zona aman. Sebuah menara pengawas yang baru dibangun berdiri tegak, memungkinkan pemantauan pergerakan gajah dan, yang terpenting, pencegahan konflik manusia-satwa liar. Melalui upaya ini, APP tidak hanya melindungi gajah namun juga memupuk hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan alam.

Ketiga Orangutan Kalimantan. Tinggi di kanopi hutan Kalimantan, orangutan Kalimantan berayun dari satu cabang ke cabang lainnya. Namun karena penggundulan hutan mengancam habitat mereka, makhluk cerdas ini menghadapi masa depan yang tidak pasti. Bagi APP, kelangsungan hidup mereka merupakan tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan.

Bekerja sama dengan pemasok lokal dan BKSDA Kalimantan Timur dan Barat, APP telah melaksanakan program konservasi orangutan terpadu. Hal ini mencakup segala hal mulai dari survei cepat orangutan menggunakan drone dan kamera jebakan hingga pelatihan masyarakat lokal dalam perlindungan habitat. Upaya ini merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk memulihkan hutan yang terdegradasi, memastikan rumah orangutan tetap subur dan hidup.

Baca Juga :  APP dipublikasi '300 Years of Leadership and Innovation'

Upaya ini tidak berhenti pada restorasi hutan. Kemitraan APP dengan Belantara Foundation telah mengedepankan pendidikan konservasi, khususnya di kalangan generasi muda. Program “Muda Mudi Konservasi” telah menjangkau ribuan orang, memicu semangat untuk konservasi satwa liar yang akan mendorong upaya masa depan untuk melindungi spesies paling terancam punah di Indonesia.

Warisan yang Berkelanjutan. Bulan Keanekaragaman Hayati telah menjadi pengingat bahwa upaya konservasi tidak pernah selesai. Ini adalah perjalanan inovasi dan kolaborasi yang tiada henti. Bagi APP, perjalanan ini terus berlanjut, didorong oleh keyakinan mendalam akan pentingnya melestarikan alam untuk generasi mendatang.@

Bs/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top