Paris | EGINDO.co – Prancis pada Jumat (3 Maret) mengaktifkan sementara pusat krisis pengawas nuklir ASN setelah kebakaran di pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina meletus, menggunakan keahlian negara itu dalam radiasi nuklir untuk memantau perkembangan di tengah pertempuran sengit di sekitar pembangkit itu.
Pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa setelah sebuah bangunan di kompleks itu dibakar selama pertempuran dengan para pembela Ukraina, kata pihak berwenang setempat.
Kekhawatiran akan potensi bencana nuklir di pabrik Zaporizhzhia menyebarkan kekhawatiran di seluruh ibu kota dunia sebelum pihak berwenang mengatakan api di sebuah gedung yang diidentifikasi sebagai pusat pelatihan telah padam.
Pengawas ASN Prancis pada hari Jumat mengatakan, pusat krisis telah dinonaktifkan lagi sekitar pukul 1700 GMT, tetapi menambahkan bahwa tim khusus ahlinya akan terus secara aktif memantau situasi di Ukraina.
Menteri energi Prancis Barbara Pompili mengatakan pada pagi hari tidak ada perubahan mengenai tingkat radiasi yang ditandai. “Itu agak meyakinkan,” katanya kepada radio Franceinfo. “Tapi fasilitas yang sangat sensitif ini perlu dilindungi.”
ASN mengatakan sejauh ini tidak ada informasi yang diterima dari badan keamanan Ukraina atau Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang berbasis di Wina yang menyebabkan kekhawatiran.
“Kami tidak memiliki informasi yang menunjukkan sistem yang berkontribusi pada keselamatan pabrik telah terkena serangan itu,” Anne-Cecile Rigail, wakil direktur pelaksana ASN, mengatakan kepada Reuters.
Institut nuklir IRSN Prancis, badan teknis pengawas ASN, mengatakan telah melakukan kontak dengan badan keamanan Ukraina pada Jumat pagi dan mereka telah meyakinkan Prancis bahwa tidak ada pemutusan pasokan listrik ke reaktor.
“Kami mendapat konfirmasi dari badan keselamatan bahwa tidak ada kehilangan pasokan listrik di lokasi, jadi semua reaktor dipasok dengan benar,” Karine Herviou, wakil direktur pelaksana IRSN, mengatakan kepada Reuters.
“Bahkan jika kita kehilangan semua sumber pasokan listrik eksternal, setiap reaktor memiliki empat generator listrik darurat dan mereka memiliki bahan bakar yang cukup untuk bertahan setidaknya seminggu, bahkan tanpa pengisian bahan bakar,” katanya.
IRSN memiliki sekitar 440 sensor nuklir di seluruh Prancis yang dapat mendeteksi tingkat radiasi secara real-time dan juga memiliki akses ke jaringan sensor dengan negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina, katanya.
Sumber : CNA/SL