Jakarta | EGINDO.com    – Pengamat keuangan Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah berpotensi melemah dengan kembali menguatnya yied obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).
Yield obligasi AS dengan tenor 10 tahun menguat ke area 1,62 persen setelah sebelumnya sempat berada di kisaran 1,59 persen.
“Penguatan yield akibat membaiknya data tenaga kerja AS, unemployment claim mingguan, dan data indeks aktivitas sektor jasa AS bulan Mei,” ujar dia melalui risetnya, Jumat (4/6/2021).
Ariston menjelaskan, membaiknya data ekonomi AS tersebut membuka peluang perubahan kebijakan moneter ke arah yang lebih ketat.
“Ini memicu penguatan dolar AS,” katanya.
Adapun, dia memperkirakan pelemahan rupiah pada hari ini paling mentok di kisaran Rp 14.300-an.
“Potensi pelemahan nilai tukar rupiah ke kisaran Rp 14.330 dengan potensi support di kisaran Rp 14 250,” pungkasnya.
Sumber: Tribunnews.com/Sn