Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum AKBP ( PÂ ) Budiyanto menjelaskan, Biaya logistik di Indonesia relatif cukup tinggi yang dapat membebani biaya transportasi. Hal ini tentunya dapat berefek domino pada pada pelanggaran lalu lintas odol ( over dimensi dan overload ) yang sulit untuk dicegah dan dilakukan penegakan hukum.
Ia katakan, Data yang dirilis Bank Dunia bahwa performa Indonesia dari Logistic performa index ( LDI ) tahun 2023 mengalami penurunan drastis dibandingkan indeks terakhir tahun 2018, tercatat kinerja logistik Indonesia kalah dengan kinerja Negara tetangga Singapura, Malaysia dan Thailand. Indonesia sendiri menjadi peringkat ke-63 dari total 139 Negara.
“Catatan mengalami penurunan 17 peringkat dibandingkan tahun 2018 ( LPI dikutif tanggal 27 April 2023 ),” ujarnya.
Dikatakan Budiyanto, Di Asia Tenggara Indonesia menempati peringkat 6 dari 8 Negara di Asia Tenggara. Performa kinerja logistic di Indonesia yang cukup tinggi akan dapat memicu pelanggaran odol pada operasional transportasi umum barang. Harus dilakukan langkah- langkah nyata sehingga performa kinerja logistik kita akan mengalami peningkatan.
Mantan Kasubdit Bin Gakkum AKBP ( PÂ ) Budiyanto mengatakan, Banyak variabel yang perlu diperbaiki, antara lain :
a.Customs.
b.Infrastructure.
c.International shipments.
d.Logistic competence dan Quality.
e.Time lines
f.Tracking dan tracing.
Lanjutnya, Selama biaya logistic masih tinggi akan dapat memicu pelanggaran Odol yang sulit untuk di cegah dan dilakukan penegakan hukum.
“Dan dari aspek distribusi dan rantai pasok sudah barang tentu akan dapat terganggu,” tutup Budiyanto.
@Sadarudin