Penelitian China Di Samudera Hindia Bukan Ancaman

Penelitian di Samudera Hindia
Penelitian di Samudera Hindia

Hong Kong | EGINDO.co – Media pemerintah Tiongkok memperingatkan pada hari Jumat (12 Januari) bahwa sebuah laporan oleh sebuah lembaga pemikir terkemuka AS mengenai penggunaan militer atas penelitian ilmiah Tiongkok di Samudera Hindia memberikan “amunisi” kepada negara-negara yang bertekad menciptakan ancaman dari Tiongkok.

Laporan minggu ini oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) yang berbasis di Washington “muncul pada saat beberapa negara perlu membuat narasi ‘ancaman Tiongkok’ di kawasan Samudera Hindia dan memberi mereka amunisi”, menurut pernyataan tersebut. tabloid yang dikendalikan Global Times mengatakan dalam sebuah editorial.

“Waktu pembuatan laporan ini sangat rumit”, mengingat Maladewa dan Tiongkok sedang meningkatkan hubungan setelah terpilihnya Presiden Mohamed Muizzu, sementara Sri Lanka baru-baru ini menangguhkan kapal penelitian asing, termasuk dari Tiongkok, untuk mengunjungi pelabuhannya.

Baca Juga :  Minyak Naik, OPEC+ yakinkan pasar dan ECB turunkan suku bunga

Studi CSIS menelusuri data selama empat tahun pengerahan kapal penelitian oseanografi dan energi sipil Tiongkok, menyimpulkan bahwa pekerjaan tersebut sebagian akan memenuhi kebutuhan angkatan laut Tiongkok untuk memproyeksikan kekuatan ke wilayah tersebut.

Pengetahuan terperinci tentang kedalaman laut, arus, dan suhu sangat penting bagi pertumbuhan operasi kapal selam Tiongkok, kata studi tersebut.

“Meskipun manfaat ilmiah dan komersial mungkin diperoleh dari penelitian oseanografi Tiongkok, kegiatan ini juga terbukti penting bagi (Tentara Pembebasan Rakyat) dalam memperluas jangkauan operasional dan kemampuan mereka di Samudera Hindia,” katanya.

“Ekspansi ini menimbulkan tantangan besar bagi para pemain utama di kawasan seperti India, serta Amerika Serikat dan sekutunya.”

Baca Juga :  Di Forum Tibet, Wang Yi Menyerukan Integritas Wilayah

Kementerian Pertahanan Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui faks.

Reuters bulan lalu menguraikan kerentanan militer Tiongkok yang luas di Samudera Hindia, di mana angkatan lautnya tidak memiliki jaringan pangkalan yang kuat dan perlindungan udara meskipun mereka bergantung pada pengiriman minyak melalui wilayah tersebut.

Global Times membela misi penelitian yang sedang berlangsung, dengan mengatakan Tiongkok dan mitra regionalnya sedang mengeksplorasi ekologi alam di wilayah tersebut “tanpa agenda tersembunyi apa pun”.

“Samudra Hindia adalah salah satu samudra yang paling sedikit dipahami oleh komunitas ilmiah, dan alasan mendasarnya adalah kurangnya observasi lapangan yang memadai.”

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top