Jakarta|EGINDO.co Anggota Ombudsman RI Hery Susanto meminta pemerintah membuat terobosan, untuk memanfaatkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Menurutnya, pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) sangat membebani Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), karena biayanya lebih mahal.
Hal itu diperparah dengan masih adanya perusahaan yang diduga menggunakan BBM bersubsidi, untuk keperluan operasional. “Ini pastinya anggaran APBN akan terus menggerus,” katanya, berdasarkan keterangan pers diterima rri.co.id, Rabu (12/7/2023).
Hery melanjutkan, terobosan perlu dilakukan pemerintah karena jumlah BBM sangat terbatas, karena tergolong energi yang tidak dapat diperbarui. Sementara, Indonesia memiliki potensi besar akan EBT.
“Pemerintah harus membuat trobosan untuk menghasilkan EBT,” ujarnya. “Gunakan bioenergi seperti laut, panas bumi, dan lain-lain”.
Ia menyampaikan itu saat menjadi Keynote Speaker dalam Seminar Nasional 2023 “Membangun Green Energy Pelayanan Publik Sektor Kelistrikan”. Seminar ini diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Ansor Maluku Utara, di Kota Ternate.
Hery kemudian menyoroti masih adanya daerah di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) yang masih belum dialiri listrik. Terkait itu, Hery menyarankan pemerintah mengelola energi pada hulu, dengan menggunakan EBT sesuai kebutuhan dan ketersediaan EBT setiap wilayah.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, Indonesia punya beberapa jenis pembangkit listrik bertenaga EBT. Namun, pembangkit listrik bertenaga EBT tersebut hanya mampu memenuhi 14,37 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit nasional.
Meski demikian, Hery menilai ada harapan jika Indonesia dapat memenuhi target EBT bauran energi nasional pada tahun 2025. Targetnya adalah sebesar 23 persen EBT bauran energi nasional.
Kebijakan ini dipadukan dengan komitmen untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada tahun 2030. “Ini merupakan upaya yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ucap Hery.
Sumber: rri.co.id/Sn