Pemerhati Sebut Waspadai Tanah Longsor di Pinggir Jalan

ilustrasi tanah longsor di pinggir jalan
ilustrasi tanah longsor di pinggir jalan

Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Fenomena tanah longsor di pinggir jalan menjadi fenomena alam yang hampir terjadi setiap tahunan. Tanah yang labil dengan curah hujan yang tinggi, pergeseran tanah tidak bisa terelakan karena tidak ada turap atau penyangga yang mampu menahan pergerakan tanah.

Lanjutnya, Pergerakan tanah ini akan sangat dipengaruhi oleh kemiringan tanah dan beban akibat dari dorongan curah hujan. Dengan demikian posisi jalan yang melewati jalan – jalan perbukitan seharusnya ditopang atau dipasang turap yang mampu menahan pergerakan tanah sehingga tanah tidak mudah bergerak atau longsor saat hujan turun.

“Masih sering kita lihat jalan – jalan yang melewati perbukitan tidak dilengkapi dengan bangunan untuk menopang kemiringan tanah yang memadai sehingga bahaya longsor bisa terjadi kapan saja,”ucapnya.

Baca Juga :  Apa Penyebab Covid-19 Menurun Di Indonesia

Ia katakan, dalam situasi seperti ini seakan – akan masalah keselamatan hanya diserahkan kepada fenomena alam yang mungkin akan terjadi. Pencegahan yang seharusnya dapat dilakukan terabaikan karena berbagai faktor yang melatar belakangi, antara lain masalah biaya untuk membangun infrastruktur penyangga untuk menahan pergerakan tanah dan sebagainya.

Mantan Kasubdit Bi Gakkum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH menjelaskan, masalah keselamatan seharusnya ditempatkan pada skala prioritas. Jalan – jalan yang melewati perbukitan, keberadaan tanah yang berada disamping kiri dan kanan dipastikan tidak akan terjadi pergerakan atau longsor yang dapat berakibat pada tertutupnya jalan. Apabila terjadi longsor dan mengakibatkan jalan tertutup, sudah dipastikan fungsi jalan terganggu dan dapat terjadi permasalahan lalu lintas, yakni: kemacetan.

Baca Juga :  Penyebaran Fenomena Omicron Menyumbang 40% Infeksi London

Kemacetan yang timbul menurutnya, akan berefek domino pada masalah rantai pasok barang, harga- harga kebutuhan pokok dan terganggunya aktivitas manusia secara umum. Perlu dibangun manajemen mitigasi yang dapat mencegah dampak negatif yang mungkin akan terjadi apabila terjadi longsor yang sampai mengakibatkan jalan tertutup.

Ungkap Budiyanto, langkah- langkah mitigasi yang dimaksud antara lain:
a. Membangun turap atau penyangga pada lokasi tanah yang tingkat labilnya tinggi.
b. Menyiapkan tenaga SAR pada lokasi-lokasi yang rawan longsor dan sarana kelengkapan.
c. Menyiapkan rute- rute alternatif bila terjadi longsor.
d. Siapkan posko pemantauan.
e. Menyiapkan posko- posko informasi.

“Dengan langkah mitigasi yang disiapkan dapat mengurangi atau menekan dampak negatif yang kemungkinan akan terjadi,”pungkasnya.

Baca Juga :  Jadwal Keberangkatan Awal Dan Akhir LRT Jabodebek

@Sadarudin

Bagikan :
Scroll to Top