Pemerhati Budiyanto Sebut Whoosh Kereta Api Cepat dan Aman

Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH
Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH

Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat) adalah jenis Kereta Api cepat pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara dengan rute Jakarta – Bandung dengan kecepatan 350 km/ jam. Kecepatan tinggi namun aman karena mampu menghadirkan Aerodinamika atau hambatan serendah mungkin sehingga mampu menjamin keselamatan perjalanan Kereta Api dan keselamatan penumpangnya.

Ia katakan, rasio daya terhadap beratnya sangat besar sehingga akselerasinya atau kecepatan tinggi. “Rasio power to weight atau rasio daya terhadap beratnya itu sangat besar”,  kira- kira kurang lebih diatas 20 kilowatt perton rasio power weightnya. Dengan tenaga dan kecepatan yang tinggi sudah barang tentu harus didukung oleh aerodinamika atau hambatan serendah mungkin.

Baca Juga :  Pemerhati Budiyanto Sebut Daya Traksi Ban & Resiko Kecelakaan
ilustrasi kereta cepat whoosh

Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH menjelaskan, adanya sarana rolling stock dan prasarana infrastruktur termasuk sistem rel, jembatan hingga terowongan. Design moncong mempengaruhi laju Kereta Api cepat “moncong bebek yang panjang” juga akan sangat berpengaruh terhadap unsur keselamatan dan aerodinamika. Kereta Api Whoosh juga dipasang unsur peredam jika terjadi kecelakaan “absorbent” yang menyerap energi yang ditumbuhkan.

Ungkapnya, Sistem propulsi atau pergerakannya yang berkaitan dengan keseluruhan body Kereta Api yang perlu diperhatikan. Sistem kelistrikan Kereta Api cepat mengandalkan aliran atas sebagai bahan bakar bekerja.
Roda, rem, sistem elektrik motornya agar bekerja tinggi tapi juga ringan, hemat energi tidak cepat panas dan sebagainya.

Baca Juga :  Pengadilan Izinkan Peraih Nobel Maria Ressa Ke Norwegia

“Sistem kendali dan instrumen juga yang mengharuskan Kereta Api mengendalikan dan mengadopsi sensor. Karena itu Kereta Api cepat tidak lepas dan berhubung dengan kontrol stasiunnya,”tegasnya.

Semua sistem ini menurut Budiyanto, selalu dibuat Redundant, overlapping ( berulang ). Jadi kalau misal ada yang malfunction ( tidak berfungsi ), dia harus bisa mengcover sistem yang lain yang mengalami kegagalan.

@Sadarudin

Bagikan :
Scroll to Top