Beijing | EGINDO.co – Sebagian besar anak-anak di Beijing tidak akan kembali ke sekolah minggu depan seperti yang direncanakan semula, kata pejabat China pada Sabtu (11 Juni), setelah wabah COVID-19 yang muncul mendorong pihak berwenang untuk sebagian membatalkan keputusan untuk melanjutkan pengajaran tatap muka.
China adalah ekonomi utama terakhir yang masih berkomitmen pada strategi nol-COVID, memberantas kasus-kasus baru dengan kombinasi penguncian yang ditargetkan, pengujian massal, dan karantina yang panjang.
Tetapi kelompok virus dalam beberapa bulan terakhir telah menempatkan pendekatan itu di bawah tekanan. Kota besar Shanghai dipaksa melakukan penguncian selama berbulan-bulan yang melelahkan dan di ibu kota Beijing, sekolah-sekolah ditutup dan penduduk diperintahkan untuk bekerja dari rumah.
Pihak berwenang di Beijing melonggarkan banyak pembatasan awal pekan ini, tetapi lusinan infeksi yang terkait dengan sebuah bar telah membuat pihak berwenang memperketat beberapa pembatasan lagi.
Sebagian besar siswa sekolah dasar dan menengah akan “terus belajar online di rumah” mulai Senin, kata juru bicara pemerintah kota Xu Hejian pada konferensi pers pada hari Sabtu.
Pengumuman itu sebagian mundur dari keputusan sebelumnya untuk mengirim murid yang lebih muda kembali ke sekolah secara bertahap, mulai minggu depan.
Sekitar 115 kasus telah dikaitkan dengan bar cluster sejauh ini, kata pejabat kesehatan kota Liu Xiaofeng pada briefing.
Wabah baru itu “pada tahap berkembang pesat … dan pada risiko penyebaran yang relatif tinggi”, kata Liu.
China mencatat 138 infeksi domestik pada hari Sabtu, termasuk 61 di Beijing dan 16 di Shanghai, menurut Komisi Kesehatan Nasional.
Sumber : CNA/SL