Bali|EGINDO.co PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mulai memacu transformasi Pelabuhan Benoa, Bali, agar berfungsi sebagai titik awal pemberangkatan kapal pesiar internasional. Upaya ini dipandang sebagai strategi untuk memperluas nilai ekonomi pariwisata sekaligus memperkuat posisi Bali di pasar wisata bahari global.
Corporate Secretary Group Head Pelindo, Ali Sodikin, menuturkan bahwa pelabuhan tersebut telah memiliki prasyarat yang dibutuhkan untuk menjadi homeport. Mulai dari kesiapan infrastruktur dermaga, kedalaman perairan, fasilitas pendukung, hingga akses cepat menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Benoa sudah memiliki modal kuat untuk dikembangkan sebagai homeport. Ini langkah yang bisa mendorong potensi Bali agar bergerak lebih besar lagi,” ujar Ali saat agenda Media Port Visit bersamaan dengan kedatangan kapal pesiar Viking Venus dan Silver Moon pada 14 November 2025.
Peluang Ekonomi Diproyeksikan Melejit
Dengan status homeport, wisatawan tidak hanya singgah, tetapi juga melakukan proses naik dan turun kapal langsung dari Bali. Kondisi itu diyakini mampu melipatgandakan aktivitas ekonomi, baik dari sektor belanja wisatawan maupun kebutuhan pengiriman bahan logistik kapal.
Ali mencontohkan, bila satu wisatawan membelanjakan rata-rata Rp2 juta, maka nilai devisa yang masuk akan sangat besar ketika dikalikan jumlah penumpang yang biasanya mencapai ribuan orang per kapal.
Saat ini, Benoa masih berfungsi sebagai pelabuhan persinggahan tanpa layanan akhir perjalanan.
Kunjungan Kapal Pesiar Terus Tumbuh
General Manager Pelabuhan Benoa, Anak Agung Gede Agung Mataram, mencatat hingga Oktober 2025 sebanyak 60 kapal pesiar telah datang ke Benoa dan membawa sekitar 44.000 turis asing. Menurutnya, angka tersebut menunjukkan Bali tetap menjadi magnet utama bagi operator pelayaran internasional.
“Sepanjang tahun ini, jumlah wisatawan dari kapal pesiar yang kami layani mencapai 44 ribu orang,” ujarnya.
Benoa sendiri menjadi bagian dari proyek besar Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), yang ditujukan untuk memperluas kapasitas kapal pesiar yang dapat bersandar secara bersamaan dari dua unit menjadi empat hingga lima unit. Dengan ekspansi ini, Benoa diproyeksikan berkembang menjadi simpul penting wisata maritim di Asia Pasifik. (Sn)