Paris, | EGINDO.co – Jumlah pasien COVID-19 rawat inap di Prancis meningkat lebih dari 1.000 selama dua hari terakhir, tren yang tidak pernah terjadi sejak 16 November. Sementara, jumlah pasien COVID-19 di ruang ICU mencapai 3.000 lebih untuk pertama kalinya sejak 9 Desember.
Semakin banyak para ahli medis yang menyerukan penguncian ketiga di Prancis saat pemerintah menggelar program vaksinasi. Namun, media Prancis memberitakan bahwa Presiden Emmanuel Macron sedang berupaya menghindari kebijakan seperti itu. Hingga Senin pemerintah Prancis telah memvaksinasi 1.092.958 orang.
Presiden berharap penerapan jam malam pukul 18:00 selama 10 hari cukup membendung lonjakan infeksi baru, yang dipicu oleh kemunculan varian COVID-19 yang mudah menular. Jumlah pasien COVID-19 ICU di bawah batas 3.000 menjadi alasan utama untuk menggantikan penguncian kedua dengan jam malam nasional pada 15 Desember. Jumlah 3.041, total ICU kurang dari separuh rekor tertinggi 7.148 pasien pada 4 April, namun bertambah hampir setiap harinya sejak 7 Januari.
Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire melalui jaringan berita Bloomberg Television mengatakan bahwa penguncian lanjutan akan sangat mempersulit Prancis mencapai target 6 persen pertumbuhan ekonomi pada 2021. Pemerintah juga bertujuan menurunkan rata-rata kasus harian baru di bawah 5.000 sebelum mencabut penguncian kedua. Setelah rekor tertinggi 54.440 pada 7 November, rata-rata infeksi baru harian selama tujuh hari, yang jumlahnya selalu berubah, turun menjadi 10.348 pada 4 Desember. Namun, kini tercatat 20.447, tertinggi selama dua bulan.
Kasus baru harian COVID-19 berjumlah 4.240 pada Senin, lebih tinggi dibanding 3.736 pada Senin lalu. Hingga kini Prancis telah melaporkan 3.057.857 kasus COVID-19, tertinggi keenam di dunia. Sementara itu, tercatat 445 kematian baru COVID-19, sehingga totalnya menjadi 73.494, tertinggi ketujuh secara global. Rata-rata kematian baru selama sepekan naik menjadi 401, tertinggi sejak 9 Desember.@
rtr/ant/TimEGINDO.co