Pasar Energi Terbarukan Meroket, Emiten RI Masuk 3 Besar

Energi Terbarukan
Energi Terbarukan

Jakarta | EGINDO.co – Pangsa Pasar Energi terbarukan meroket hingga 50 persen dan emiten Republik Indonesia (RI) masuk 3 besar Perusahaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dunia. Hal itu terungkap dari laporan McKinsey Global Energy Perspective 2023 yang menyebutkan pangsa pasar energi baru terbarukan diproyeksikan meroket hingga 50% pada 2030 dan mencapai 65% hingga 85% pada 2050.

Dalam laporan McKinsey disebutkan skenario energi terbarukan terutama disumbang oleh energi matahari dan angin. Laporan McKinsey menyebutkan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan dapat mengakibatkan penurunan emisi dari pembangkit listrik antara 17% hingga 71% pada 2050 dibandingkan dengan tingkat saat ini, meskipun permintaan listrik mengalami peningkatan dua kali lipat atau bahkan tiga kali lipat. Namun, dalam laporan itu juga disebutkan pengembangan energi baru terbarukan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah rantai pasok hingga proses perizinan yang lambat dan dampak pembangunan jaringan listrik.

Baca Juga :  Trotoar Difungsikan Untuk Tempat Parkir

Indonesia dalam Bursa Efek Indonesia, belum banyak emiten yang fokus pada bisnis EBT. Sebaliknya emiten energi konvensional masih mendominasi. Sementara itu, di dunia, banyak emiten yang terjun menggarap bisnis EBT. Berdasarkan data Yahoo Finance, ada lima besar perusahaan energi baru terbarukan (EBT).

Berdasarkan data NextEra Energy Inc tercatat berada pada peringkat pertama emiten EBT di NYSE dengan kapitalisasi pasar mencapai US$119,3 miliar atau setara Rp1,87 kuadriliun (asumsi kurs Rp15.688 per dolar AS). Pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2024) lalu, saham NextEra dengan kode NEE dan memiliki PER 16,15 kali bertengger di level harga US$58,15 atau turun 2,68%. Pada 2023, emiten yang mengoperasikan pembangkit listrik dengan total kapasitas sedikitnya 58 GW, mencatat pendapatan US$27,4 miliar (trailing twelve months/TTM) dan laba operasi US$9,28 miliar (TTM).

Baca Juga :  PSR Serap Tenaga Kerja, Ciptakan Multiplier Effect

Sementara itu General Electric dengan kapitalisasi pasar mencapai US$148,6 miliar atau setara Rp2,33 kuadriliun dikecualikan karena bisnis EBT-nya dijalankan oleh anak usaha GE Renewable Energy, yang belum tercatat di lantai bursa. Sedangkan pada peringkat kedua adalah Iberdrola S.A., perusahaan listrik yang bermarkas di Spanyol yang memiliki kapitalisasi pasar US$74,13 miliar atau setara Rp1,16 kuadriliun. Adapun, pendapatan dan laba operasinya pada 2023 tercatat masing-masing 53,23 miliar euro atau setara Rp904,99 triliun (asumsi kurs Rp16.999 per euro) dan 9,6 miliar euro.

Lantas emiten Indonesia masuk 3 besar Korporasi EBT Global Menarik, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menduduki peringkat ketiga emiten EBT terbesar di dunia dengan kapitalisasi pasar Rp662,24 triliun pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (2/2/2024) lalu dimana emiten miliki konglomerat Prajogo Pangestu.@

Baca Juga :  APP Group Gandeng Sejumlah PT, Ini Kata Sejumlah Mahasiswa

Bs/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top