Jakarta | EGINDO.co – Perkebunan kelapa sawit di Indonesia terutama terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera serta sebahagian di Sulawesi dan kini muncul di Papua. Indonesia sendiri kini tercatat menjadi produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia setelah mengalahkan Malaysia yang beberapa tahun lalu Berjaya. Kini Indonesia menjadi produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia.
Pemilik perkebunan kelapa sawit adalah para pengusaha yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia, memiliki pabrik kelapa sawit sendiri, memiliki perkebunan kelapa sawit hingga puluhan ribu hektare, bahkan ratusan ribu hektare. Berikut para pengusaha kelapa sawit di Indonesia:
Pertama, Keluarga Widjaya dimana menjadi orang kedua dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2021 versi majalah Forbes. Keluarga Widjaja, pemilik Sinarmas Group memiliki kekayaan bersih sebesar 9,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp139,2 triliun.
Kekayaan keluarga Widjaja sebenarnya telah mengalami penurunan sebesar 2,2 miliar dollar AS atau Rp 31,5 triliun. Keluarga Widjaja mewarisi bisnis yang dirintis oleh Eka Tjipta Widjaja yang meninggal dunia pada Januari 2019 dalam usia 98 tahun.
Kedua, Anthony Salim Anthony Salim dikenal dengan produk mie instan, Indomie. Akan tetapi Kelapa sawit juga penyumbang kekayaan Grup Salim. Bisnis kelapa sawit Keluarga Salim dijalankan lewat perusahaannya Indofood Agri Resources Ltd.
Perusahaan sawit lain di bawah Grup Salim antara lain PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP). Dalam beberapa tahun terakhir ini Grup Salim mengakuisisi banyak perusahaan kelapa sawit, sehingga luas kebun sawit yang dikelolanya semakin besar.
Ketiga, Sukanto Tanoto Sukanto Tanoto adalah konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura. Sebelum sebesar sekarang, Sukanto memulai bisnisnya pada tahun 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak.
Kelompok bisnis RGE, bergerak di berbagai industri di antaranya yang terbesar yakni industri kertas dan pulp oleh (Asia Pacific Resources International Holding Ltd atau APRIL), dan industri perkebunan Kelapa Sawit (Asian Agri dan Apical).
Keempat, Martua Sitorus Martua Sitorus sebagaimana dicatat Forbes memiliki kekayaan bersih sebesar 2,9 miliar dollar AS dan menempatkannya di urutan 1.101 orang terkaya di dunia. Bersama dengan Kuok Khoon Hong, Martua Sitorus mendirikan Wilmar pada tahun 1991. Ketimbang di Indonesia, perusahaan ini memilih mencatatkan diri di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange (SGX). Wilmar International Ltd pernah masuk sebagai perusahaan sawit terbesar dunia pada tahun 2018. Saat baru awal berdiri, perusahaan itu memiliki kurang dari 10.000 hektar kebun kelapa sawit di Sumatera Utara. Kemudian perusahaannya terus berkembang hingga ratusan ribu hektar dan memiliki banyak pabrik pengolahan minyak sawit. Majalah Forbes bahkan menjulukinya sebagai Raja Minyak Sawit Indonesia.
Kelima, Ciliandra Fangiono dengan usia yang terbilang sangat muda, 45 tahun menempati posisi ke-30 orang terkaya Indonesia dengan usia paling muda pada tahun 2020 dengan kekayaan Rp 1,05 miliar dollar AS. Sumber kekayaan terbesarnya berasal dari perkebunan sawit. Dia merupakan generasi kedua yang mewarisi perusahaan sawit dari ayahnya, Martias. Ciliandra merupakan CEO First Resources Ltd, perusahaan yang tercatat di bursa efek Singapura yang banyak menguasai ratusan ribu hektar lahan sawit di Indonesia. First Resources sendiri dirintis ayahnya sejak dua dekade silam. Perusahaan ini memiliki puluhan pabrik pengolahan sawit yang banyak tersebar di Sumatera dan Kalimantan.
Keenam, Susilo Wonowidjojo dikenal sebagai pemilik pabrik rokok Gudang Garam yang berbasis di Kediri, Jawa Timur. Dia masuk ke bisnis perkebunan kelapa sawit lewat perusahaannya Makin Group. Perusahaan sawit miliknya banyak terkonsentrasi di Provinsi Jambi dan Kalimantan Tengah lewat anak perusahaannya PT Matahari Kahuripan. Bisnisnya juga merambah perkebunan cengkih untuk memasok bahan baku rokok.
Ketujuh, Putera Sampoerna seorang pengusaha Indonesia yang dikenal sebagai bos perusahaan rokok PT HM Sampoerna Tbk. Mayoritas saham di Sampoerna kemudian dijual ke Philip Morris. Setelah melepas bisnis rokoknya, Putera Sampoerna fokus pada bisnis investasi lewat Sampoerna Strategic yang bergerak di bidang bisnis keuangan, properti, telekomunikasi, kayu, dan perkebunan.
Dikutip dari laman resmi Sampoerna Strategic, di sektor kelapa sawit, Putra Sampoerna memiliki PT Sampoerna Agro Tbk yang menguasai lebih dari 100.000 hektar kelapa sawit di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
Kedelapan, Bachtiar Karim adalah orang terkaya di Indonesia di urutan kesebelas versi Forbes. Total kekayaannya adalah 3,1 miliar dollar AS. Bersama dengan saudaranya, Burhan dan Bahari, ia memiliki Musim Mas, salah satu perusahaan sawit terbesar di Indonesia. Pada 2019, penjualan konglomerasi sawit itu mencapai 6,6 miliar dollar AS.
Kesembilan, Chairul Tanjung, bos CT Corp itu berhasil menduduki posisi keenam dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2021. Meski terkenal sebagai bos media, juga merambah ke bisnis sawit. Total kekayaan bersihnya tercatat sebesar 5,5 dollar AS atau setara dengan Rp78 triliun. Chairul memulainya bisnisnya ketika kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Kini perusahaan konglomerasi miliknya CT Corp dengan beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.
Kesepuluh, Hashim Djojohadikusumo yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Prabowo Subianto. Kekayaanya dicatat majalah Forbes sebesar 685 juta dollar AS atau sekitar Rp9,69 triliun. Perusahaannya bergerak di berbagai sektor mulai dari kelapa sawit, pertambangan, industri kertas, dan jasa logistik.
Kesebelas, Peter Sondakh dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit milik konglomerat Peter Sondakh, PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT). Bisnis media, Peter mendirikan stasiun televisi Rajawali Televisi (RTV) yang sebelumnya bernama B Channel. Sosoknya sendiri sebenarnya sudah lama malang melintang di bisnis media televisi. Peter sempat berkongsi dengan putra Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo, pada 1987 dan ikut mendirikan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).
Keduabelas, Theodore Rachmat dengan kekayaan mencapai 1,7 miliar dollar AS atau sekitar Rp24,5 triliun di 2021. Theodore Rachmat, yang akrab disapa Teddy, mendirikan grup Triputra pada 1998. Kini ada empat lini bisnis, termasuk agribisnis, manufaktur dan pertambangan.@
Bs/TimEGINDO.co