Jakarta | EGINDO.com – Seperti diprediksi sebelumnya, harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami kenaikan, Kamis (7/10/2021).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan.
Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.423,57 atau naik 6,25 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.417,32.
Sebanyak 241 saham melaju di zona hijau dan 159 saham di zona merah. Sedangkan 162 saham lainnya stagnan.
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,9 triliun dengan volume 2,1 miliar saham.
Pagi ini bursa saham asia hijau dengan kenaikan Nikkei 1,6 persen, Hang Seng Hong Kong 2,24 persen, dan Strait Times 0,86 persen.
Wall Street pagi ini juga ditutup positif dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,3 persen, indeks S&P 500 sebesar 0,41 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq 0,47 persen.
Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper memprediksikan IHSG masih akan meguat hari ini.
Menurut Dennies, secara teknikal candlestick indeks membentuk higher high dan higher low dengan indikator stochastic yang bergerak di area overbought. Hal ini mengindikasikan penguatan.
“Pola tersebut mengindikasikan tren bullish masih cukup kuat namun dalam jangka pendek rentang penguatan mulai terbatas.
Kenaikan harga komoditas akan kembali mendorong pergerakan saham-saham sektor energi. Di sisi lain, investor perlu mencermati rilis data ekonomi,” jelas Dennies.
Sementara Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga menguat.
Melansir Bloomberg, pukul 09.02 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.245 per dollar AS, atau naik 8 poin (0,05 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.252 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen positif pasar terhadap aset berisiko.
“Nilai tukar rupiah berpeluang menguat karena sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat membaik pagi ini dengan kenaikan indeks saham,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Ariston mengatakan, kenaikan harga komoditas juga bisa membantu penguatan rupiah karena komoditas masih menjadi pendorong utama kenaikan surplus neraca perdagangan Indonesia.
Di sisi lain, ekspektasi tapering AS masih membayangi pergerakan nilai tukar.
Kemarin data tenaga kerja AS dirilis lebih bagus dari ekspektasi. Hal ini bisa menguatkan ekspektasi tapering di bulan November.
“Ekspektasi ini juga terefleksi di yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tang terlihat menaik di atas 1,5 persen. Hal ini bisa menekan rupiah menjadi melemah terhadap dollar AS hari ini,” kata Ariston.
Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak pada kisaran Rp 14.240 per dollar AS hingga Rp 14.280 per dollar AS.
Sumber: Tribunnews/Sn