Jakarta | EGINDO.co – PT OKI Pulp & Paper berencana menambah converting tissue dimana pada tahun 2021 dengan desain kapasitas 10.500 metrik ton per bulan. Rencananya, tambahan kapasitas tersebut akan dioptimalkan untuk produksi pada kuartal IV-2021. Demikian Direktur APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata belum lama ini kepada media.
Ditambahkannya, sementara kapasitas tisu sekarang yang jumbo roll sekitar 27.000 ton per bulan dan untuk itu PT OKI Pulp & Paper, sudah menganggarkan dana belanja modal sebesar S$ 200 miliar, yang akan digunakan untuk melakukan ekspansi di converting tissue, seaport dan belanja maintenance.
Tegasnya, dua perusahaan kertas yang tergabung dalam Grup Sinarmas, yakni PT Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) telah menyiapkan rencana bisnis untuk mengejar target penjualan tahun ini. Sedangkan Indah Kiat dan Tjiwi Kimia melalui Cakrawala Megah Indah (CMI) sebagai distributor masuk segmen e-commerce dengan menyediakan official store di marketplace.
Sementara itu pada kesempatan terpisah mantan Wakil Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Rusli Tan kepada EGINDO.co Sabtu (20/2/2021) di Jakarta menilai pangsa pasar tissue terus meningkat seiring dengan kebiasaan baru sekarang ini pada masyarakat Indonesia dan dunia dalam meningkatkan kebersihan seiring dengan pandemic Coronavirus (Covid-19). “Penggunaan tissue terus meningkat sebab masyarakat dunia berupaya menjaga kebersihan yang prima dalam aktivitasnya sehari-hari,” kata Rusli Tan menegaskan.
Sedangkan Kementerian Perindustrian mencatat kinerja yang cemerlang untuk industri pulp dan kertas kendati sepanjang 2020 perekonomian terkontraksi 2,07 persen. Salah satunya dari kinerja ekspor untuk kertas dan barang kertas tahun lalu berhasil mencapai US$6,83 miliar dengan porsi 5,2 persen terhadap ekspor pengolahan non-migas. Tahun lalu industri ini juga menyumbang 3,9 persen PDB.
Plt Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian Edy Sutopo mengatakan kapasitas produksi industri kertas tahun lalu meningkat menjadi 17,9 juta ton dari 15,3 juta ton pada 2014. Hal itu juga seiring dengan bertambahnya pabrikan menjadi 89 perusahaan dari 83 perusahaan pada 2014. “Sementara pada 2019 kapasitas produksinya 13,6 juta dengan konsumsi 11,6 juta ton. Dari angka itu jumlah yang diekspor 5,3 juta ton dan impornya 1,3 juta ton,” katanya dalam diskusi virtual yang dikutip, Jumat (19/2/2021) kemarin.@
Fd/TimEGINDO.co