Medan | EGINDO.com – Obat pada bagian Farmasi RS Haji Medan sering kosong, sehingga paseien BPJS dirugikan. Pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit (RS) Haji Medan Provinsi Sumatera utara (Sumut) mengeluh, karena acapkali resep obat yang diberikan dokter di Poliklinik RS Haji Medan ketika dibawa kebagian farmasi atau apotik RS Haji Medan sering tidak ada atau tidak lengkap dari jumlah jenis obat yang diresepkan dokter.
“Paseien BPJS Kesehatan dirugikan, ini bukan sekali saja terjadi, sudah terjadi sejak bulan tiga bulan lalu dan sudah sering sekali terjadi, ambil obat di farmasi atau apotik di RS Haji ini berdasarkan resep dokter tidak lengkap, ada saja satu jenis obat tidak ada, alasannya obat tersebut lagi habis atau tidak ada sama mereka, akhirnya obat yang diresepkan dokter tidak lengkap,” kata seorang pasien kepada EGINDO.com kemarin di RS Haji Medan.
Menurutnya, disuruh menunggu sampai obat tersedia, baru kembali obat yang ada dalam resep dokter itu bisa diperoleh. Kondisi itu membuat pasien BPJS harus bersabar dan membuat penyembuhan penyakit semakin lama. Terkadang obat yang penting untuk penyembuhan penyakit dari resep dokter itu yang tidak ada, bukan obat pendukung seperti vitamin.
Ternyata bukan seorang pasies saja yang mengalami kekurangan jumlah obat dari resep obat yang dibuat dokter yang memeriksa pasien, ada beberapa orang dengan jenis obat yang berbeda-beda. “Kalau begini, kita dirugikan, pasein BPJS itu pasti sudah bayar iuran jadi mengapa bisa obat tidak ada? Bagaimana mau cepat sembuh dari penyakit, obatnya tidak lengkap dan pihak RS Haji tidak memberi solusi untuk kekurangan jenis obat itu, hanya disuruh menunggu sampai obat ada,” kata pasien yang kesal karena sudah beberapa kali mengalami hal yang sama.
Menunggu terkadang bisa sampai satu minggu obat yang dikatakan tidak ada dalam resep dokter itu baru ada, sementara orang lainnya yang diresepkan dokter sudah habis sebab dokter meresep obat untuk tiga sampai enam hari.
Hal yang sama dialami seorang peserta BPJS Kesehatan yang berobat ke RSU Haji Medan, harus tertunda mempergunakan obat sampai waktu yang tidak pasti. Ini akibat jenis obat yang dibutuhkan sesuai resep dokter, tidak tersedia di Farmasi Rawat Jalan Poli 2 rumah sakit milik Pemprov Sumut tersebut. Akibatnya, hingga hari kedua setelah menerima resep obat dari dokter, pasien yang mengaku A. Siregar itu, belum juga makan obat. “Saya belum tau kapan obat yang saya butuhkan itu tersedia,” jelas A. Siregar.
Kepada wartawan, pada Jumat (31/1/2025), A. Siregar menjelaskan, kekecewaannya atas layanan BPJS Kesehatan ini, bermula ketika ia berobat ke RSU Haji Medan, Kamis (30/01/2025). Ia mengaku mendapat pelayanan yang baik di RSU Haji Medan hingga dokter memberi resep obat. Namun, ia benar-benar sangat kaget ketika petugas Farmasi Rawat Jalan Poli 2 itu menjelaskan bahwa, satu dari dua jenis obat yang diresepkan dokter, sedang tidak ada. Stok obatnya lagi kosong.
Petugas Farmasi tersebut selanjutnya menyerahkan salinan resep dokter. Di kertas salinan resep dokter itu, ditempelkan kertas berisi keterangan obat yang dibutuhkan. Lalu, di balik kertas resep dokter, tertulis Nomor WhatsApp atas nama apt. Tedy Prayoga S.Farm. “Bapak…, satu dari tiga jenis obatnya lagi kosong. Bapak bisa hubungi nomor WA ini untuk menanyakan soal ketersediaan obat tersebut,” jelas perempuan petugas Farmasi Rawat Jalan Poli 2 RSU Haji Medan tersebut, sembari menunjuk nomor WhatsApp yang tertulis di kertas resep dokter.
Sayangnya, ketika ditelpon pada jam kerja, Tedy Prayoga sebagai pemilik nomor WA, tidak mengangkat. Setelah dikirim pesan singkat WhatsApp, Tedy Prayoga baru menjawab dengan meminta agar mengirimkan foto resep obat. Tidak berapa lama, melalui pesan singkat, Tedy Prayoga menjelaskan bahwa obat yang tertulis dalam resep dokter tersebut, masih kosong di Farmasi. “Obat tersebut sudah masuk ke dalam surat permintaan kami. Tapi emang, barang dari distributor belum masuk,” jelasnya lewat pesan singkat.
Mengingat pentingnya obat tersebut, Siregar menawarkan solusi untuk membeli obat tersebut ke apotek lain, dengan catatan uang pembeliannya bisa diklaim ke BPJS Kesehatan sebagai pengganti. Namun, Tedy menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengganti klaim obat dengan uang. “Kita tidak bisa mengganti klaim obat dengan uang. Copy resep (hutang obat) kami masih berlaku sampai obatnya datang,” jawab Tedy.
Yang semakin membuat bingung adalah, tidak dijelaskan sampai kapan obat tersebut akan tersedia. “Kalau sampai kapan, saya di Farmasi Rawat Jalan sebagai pelaksana, tidak tahu kapan, Bapak. Tapi yang jelas, keluhan Bapak sudah saya teruskan ke pejabat bagian pengadaan obat,” jawab Tedy.@
bs/timEGINDO.com